Kilasindo-Presiden Joko Widodo memimpin rapat kerja terbatas membahas langkah-langkah penguatan neraca perdagangan di kantor Presiden, kemarin. Salah satu caranya, mengurangi sebanyak mungkin angkat defisit dan memperbesar surplus yang ditempuh melalui peningkatan ekspor dan pengembangan sektor pariwisata.
Presiden Jokowi mengingatkan kepada jajarannya untuk fokus dalam mengambil langkah-langkah terobosan dalam upaya mengurangi tingkat impor bahan bakar minyak yang selama ini diketahui menjadi penyumbang defisit terbesar.
“Oleh sebab itu, pembangunan kilang harus menjadi prioritas dan lifting produksi minyak di dalam negeri juga harus terus kita tingkatkan. Termasuk di dalamnya adalah pengolahan energi baru terbarukan seperti B20 untuk segera bisa masuk ke B30 lalu B100 hingga dapat mengurangi ketergantungan kita pada impor BBM,” ucapnya.
Selain mengurangi tingkat impor BBM, Presiden Jokowi menerangkan bahwa investasi yang berkaitan dengan sektor substitusi barang-barang impor juga harus dibuka lebar sehingga komoditas pengganti barang-barang yang selama ini didatangkan dari luar negeri dapat diproduksi di Tanah Air.
Terkait produksi dalam negeri, Presiden Jokowi menekankan optimalisasi program peningkatan penggunaan produksi dalam negeri dengan memastikan bahwa proyek-proyek pemerintah memaksimalkan penggunaan barang dan atau jasa yang telah memiliki sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sesuai dengan yang telah ditentukan.
Untuk peningkatan ekspor, Presiden Joko Widodo meminta jajarannya fokus pada penyelesaian perjanjian perdagangan dengan negara-negara lain. Perjanjian perdagangan tersebut utamanya dilakukan dengan negara-negara potensial yang dapat menjadi tujuan ekspor Indonesia di masa mendatang.
“Juga peningkatan ekspor pada pasar-pasar nontradisional yang selama ini belum kita perhatikan terutama di Afrika, Asia Selatan, dan juga kawasan-kawasan Indo-Pasifik,”tambahnya. (wcp)