Kilasindo-Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati memberikan apresiasi kepada Walikota Jakarta Barat, H. Rustam Effendi terkait program Jam Belajar Masyarakat (JBM).
“Bicara pemenuhan hak anak, itu ada 31 pemenuhan hak anak yang terbagi dalam 5 klaster. Salah satu klaster adalah pemanfatan ruang bagi anak-anak. Satu diantara pemanfaatan ruang bagi anak-anak adalah melalui permainan tradisional,”ujarnya pada kegiatan Kampanye Pelestarian Permainan Tradisional Anak dan Eduaksi pengasuhan di RTH/RPTRA Kalijodo, Jakarta, Ahad (15/12)pagi.
Menurut I Gusti Ayu, bila melihat permainan tradisional anak-anak itu sangat sederhana, tapi kaya manfaatnya.
Ia pun memberikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Walikota Jakarta Barat atas kebijakannya yang telah memanfaatkan waktu luang anak-anak di RPTRA, sekaligus waktu luang mereka pada malam hari untuk melaksanakan kegiatan jam belajar.
“Mudah-mudahan apa yang diharapkan para pimpinan daerah, baik gubernur, walikota/bupati, termasuk harapan kita semua agar ke depan bagaimana kita tak hanya melahirkan anak-anak pintar, tapi juga anak-anak yang berkualitas,” tambahnya.
Sebelumnya, Wali Kota Jakarta Barat, H. Rustam Effendi memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan Kampanye Pelestarian Permainan Tradisional Anak. Kegiatan ini setidaknya bisa membangkitkan kreatifitas anak dalam bermain.
Untuk bisa membangkitkan kreatifitas anak tentunya diperlukan suatu perencanaan yang matang dan berkesinambungan. “Sekarang kita berpikir, jangka waktu 5 tahun ke depan, dalam menghadapi persaingan anak-anak. Untuk mengungguli persaingan itu, mau tidak mau butuh persiapan kepada anak-anak kita,” jelasnya.
Terkait kreatifitas anak, Pemerintah DKI Jakarta telah menyiapkan sarana bagi anak-anak untuk berkreasi. Sarana tersebut adalah RPTRA.
Ia menyebutkan Pemda DKI Jakarta memiliki kurang lebih 300 RPTRA yang tersebar di wilayah DKI Jakarta, 56 RPTRA diantaranya berada di wilayah Jakarta Barat.
Selain wadah kreatifitas anak, Pemkot Jakarta Barat juga memiliki program Jam Belajar Masyarakat (JBM). “Kami telah menggerakkan potensi di wilayah seperti RT dan RW, untuk melaksanakan program jam belajar malam. Meski gerakan ini dilakukan secara swadaya, tapi ingin menciptakan budaya belajar pada malam hari, tepatnya mulai dari pukul 18.00-21.00,” jelasnya.
Kampanye Pelestarian Permainan Tradisional Anak diisi dengan peninjauan terhadap 10 permainan tradisional anak, seperti bedil jepret, kitir-kitiran, enggran dan sebagainya. (wcp)