Beranda Daerah Sepanjang Pandemi Corona, Ekspor Kentang Sumut Capai 412,2 Ton

Sepanjang Pandemi Corona, Ekspor Kentang Sumut Capai 412,2 Ton

Ekspor kentang melalui Pelabuhan Belawan selama periode semester 1/2020 mencapai 412,2 ton dengan nilai Rp 1,850 miliar. (Ist)

Belawan, Kilasindo – Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan mencatat adanya kenaikan yang signifikan terhadap ekspor kentang sepanjang masa pandemi, Januari hingga Juni 2020.

Tercatat selama periode semester 1/2020, ekspor kentang yang dilalulintaskan dari Pelabuhan Belawan mencapai 412,2 ton dengan nilai Rp 1,850 miliar. Sementara periode yang sama pada tahun 2019 hanya tercatat sekitar 45,5 ton senilai Rp 448 juta.

“Dari catatan kami, dua negara tetangga menjadi tujuan ekspor komoditas asal subsektor hortikultura Sumut ini,” kata Kepala Karantina Pertanian Belawan Hasrul saat mendampingi kunjungan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil ke Kabupaten Humbahas, pekan lalu.

Secara rinci, Hasrul menjelaskan ekspor kentang ke Singapura tujuh kali dengan volume 66, 7 ton dengan nilai ekonomi Rp 725 juta. Sedangkan ke Malaysia 46 kali sebanyak 345,5 ton dengan perkiraan nilai Rp 1,1 miliar. Sementara pada tahun 2019, hanya 45,5 ton. “Jadi, peningkatannya hampir sepuluh kali lipat,” katanya.

Varietas Atlantik Lokal Median adalah merupakan jenis kentang yang banyak digunakan untuk cemilan kentang, dan lebih tahan terhadap penyakit.

Varietas Granola L memiliki bentuk oval dan kulit warna Kuning hingga putih dan memiliki daging warna kuning. Kentang Varietas Granola juga tahan terhadap penyakit.

Varietas Cipanas merupakan kentang sayur unggul. Ciri dari varietas ini memiliki kulit yang berwarna putih dan permukaan rata. Dan warna daging umbinya berwarna kuning. Salah satu keunggulan varietas cipanas tahan terhadap penyakit busuk daun Pytophthora infestans. Namun varietas cipanas mudah terserang nematoda Melodogyne sp dan layu bakteri Pseudomoans solanacearum.

“Ini adalah varietas unggulan yang ditanam petani di Sumut. Selain produktivitas yang dikawal oleh Direkrotat Jendral teknis dan dinas pertanian terkait, fasilitasi perdagangannya juga kami kawal, agar dapat memenuhi persyaratan teknis di negara tujuan,” tutup Hasrul. (RLS/SIR)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here