Jakarta, Kilasindo – Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol. Agus Andrianto kembali mengingatkan jajaran kepolisian tentang pentingnya sosialisasi dan edukasi untuk membangun kesadaran masyarakat agar disiplin menerapkan dan menaati protokol kesehatan (Prokes).
Komjen Pol. Agus Andrianto yang juga Kaopspus Aman Nusa II-Penanganan COVID-19 menyampaikan hal itu saat rapat melalui video conference yang dipimpin Wakapolri dan diikuti para pejabat utama Polri yang terlibat dalam Ops Aman Nusa II, Kasatgas 1-6 Ops Aman Nusa II, serta Kaopsda dari seluruh Indonesia, Selasa (30/6/2020).
Untuk itu, Agus meminta kepada para kepala kepolisian satuan kewilayahan (Kapolda dan Kapolres) untuk terus memasifkan sosialisasi dan edukasi Prokes dalam rangka menuju new normal life atau kebiasaan hidup baru.
“Lakukan sosialisasi dan edukasi secara masif dalam rangka membangun kesadaran masyarakat dengan pendekatan kearifan lokal yang lebih mudah diterima oleh masyarakat,” kata Agus kepada para Kapolda dan Kapolres.
Agus juga meminta agar para Kapolda dan Kapolres melakukan pengawasan dan pengendalian secara langsung ke lapangan. “Untuk memastikan anggota tergelar secara masif dalam rangka mendisiplinkan masyarakat, terutama di pusat-pusat keramaian,” terangnya.
Yang paling penting, kata Agus, para Kasatwil juga harus melakukan pengecekan apakah kegiatan sosialisasi dan edukasi tersebut benar-benar sudah dipahami masyarakat atau tidak.
“Sebagai contoh, lakukan pengecekan secara random kepada 10 orang. Berapa yang mampu memahami dan mengerti apa itu tatanan hidup baru atau new normal, dan berapa yang tidak mengerti. Kalau persentasenya lebih banyak yang tidak mengerti atau tidak paham, maka perlu dilakukan evaluasi kembali terkait pelaksanaan sosialisasi dan edukasi yang selama ini kita laksanakan,” papar Agus.
Khusus kepada Kapolres di 57 kota/kabupaten yang masih dalam zona merah, Agus meminta agar meningkatkan koordinasi, komunikasi, dan kolaborasi dengan seluruh stakeholder (pemerintah daerah, masyarakat, akademisi, pengusaha, dan media) untuk membuat terobosan yang extraordinary (tidak biasa-biasa saja) dalam penanganan COVID-19.
“Tentunya menyesuaikan dengan kemampuan dan potensi daerah masing-masing,” katanya.
“Utamakan kesehatan dan keselamatan masyarakat serta pemulihan sektor ekonomi nasional,” imbuhnya. (Sir)