Jakarta, kilasbekasi.id – Memperingati Hari Antikorupsi Sedunia sekaligus satu tahun kepemimpinan KPK Jilid V, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar kegiatan “KPK Mendengar” sebagai ajang sumbangsih pikiran dan saran agar upaya pemberantasan korupsi lebih berdampak dan optimal.
Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan kegiatan “KPK Mendengar” merupakan upaya KPK untuk mendengar masukan dari masyarakat, terutama dalam perbaikan kinerja lembaga.
“Kesehatan lembaga publik terletak pada kepemilikan publik, yaitu kemampuan dalam menerima masukan, saran, dan kritik,” terangnya.
Menurut dia, publik memiliki posisi sangat strategis, yaitu sebagai pihak yang ikut berpartisipasi sekaligus penerima manfaat secara nyata atas hasil kerja pemberantasan korupsi, maka pelibatan publik terhadap upaya pencegahan dan penindakan korupsi yang dilakukan oleh KPK menjadi sangat penting sehingga antikorupsi menjadi gerakan bersama bangsa.
“KPK Mendengar” dilakukan dengan beberapa kelompok masyarakat, yaitu tokoh masyarakat, tokoh agama dan pegiat antikorupsi. Selain itu, mantan pimpinan KPK Jilid I – IV juga hadir untuk memberikan masukan dan kritik kepada KPK saat ini.
Tak ketinggalan para pimpinan redaksi media massa. Diskusi yang digelar di Gedung Merah Putih KPK pada Senin dan Selasa (7-8/12/2020) juga dihadiri jajaran Dewan Pengawas KPK.
Romo Benny Susetyo mengatakan di Indonesia korupsi sulit diberantas, karena sejak awal pendidikan moral di keluarga tidak dilakukan.
“Harus ada perubahan sistem pendidikan di keluarga yang mengajarkan agar orang takut berbuat jahat. Jangan sampai suara hati itu mati,” katanya.
Pendeta Jimmy Sormin dari Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) menuturkan PGI bersama komponen masyarakat, secara khusus warga gereja, akan selalalu mendukung upaya pemberantasan korupsi.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan KPK untuk gereja dalam melawan korupsi,” ungkapnya.
Sementara mantan Pimpinan KPK memberikan masukan dan kritik mengenai operasional KPK dan komitmen untuk menjaga KPK bersama-sama. “Kami kini sudah di luar, tapi hati kami tetap KPK. Karena itu, kalau ada berita miring tentang KPK, masih juga berasa sakitnya,” kata Agus Rahardjo.
Pemimpin redaksi media massa memberikan apresiasi atas kegiatan tangkap tangan yang dilakukan KPK dalam waktu terakhir. Menurut mereka, KPK tetap menjadi harapan rakyat Indonesia dan KPK harus menjaga harapan itu sampai tujuan Indonesia bebas dari korupsi tercapai. (Rls)