Bekasi, Kilasbekasi.id – Kota Bekasi menjadi salah satu daerah yang tercatat dalam sejarah perjuangan kemerdekaan. Kisahnya ini mengabadikan dalam berbagai bentuk perjuangan dan peninggalan sejarah. Salah satunya, berbentuk monumen.
Nah, jika singgah ke Kota Patriot ini, mengunjungi tempat bersejarah di Kota Bekasi bisa menjadi alternatif wisata pendidikan bagi anak-anak agar tidak melupakan sejarah dan perjuangan pahlawan
Apa saja tempat-tempat bersejarahnya? Mengutip situs resmi Pemerintah Kota Bekasi, berikut beberapa peninggalan sejarah di Kota Bekasi.
1. Gedung Papak
Gedung yang terletak di Jalan H. Juanda Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi ini merupakan salah satu bangunan bersejarah yang menjadi saksi perjuangan rakyat Bekasi pada masa revolusi.
Gedung Papak ini dahulu milik seorang keturunan Tionghoa bernama Lee Guan Chin, seorang loyalis perjuangan rakyat Bekasi. Dia seorang pengusaha yang memiliki banyak pabrik penggiilingan beras.
Pada masa itu, Gedung Papak dijadikan salah satu basis pertahanan pertempuran yang berlangsung di sekitar daerah Jakarta Timur hingga Bekasi.
Pertempuran yang dahsyat terjadi di Bekasi dan sekitarnya berlangsung antara bulan September 1945 hingga 1949.
Setelah perang kemerdekaan, sejak tahun 1967 Gedung Papak menjadi rumah Dinas Bupati pada masa Bupati Soebandi dan Bupati H Abdul Fatah hingga 1982.
Setelah Kota Bekasi terbentuk, Gedung Papak menjadi rumah dinas Wali Kota H Soejono hingga wali Kota H Kailani.
2. Monumen Alun-alun
Monumen yang didirikan pada tanggal 5 Juli 1955 terletak di Jalan Veteran Kota Bekasi atau lebih tepatnya di depan Markas Kodim 0507 Bekasi.
Bentuknya persegi lima dan terbuat dari batu bata dengan tinggi 5.08 centimeter, termasuk dasar tugu yang dikelilingi oleh pagar tembok dengan tinggi satu meter dan masing-masing tiga meter (berbentuk segi lima dengan pengertian Pancasila).
Monumen ini didirikan untuk memperingati berbagai peristiwa bulan Agustus 1945 bertepatan dengan Proklamasi Kemerdekaan RI dan peristiwa awal bulan Februari 1950 (penentuan Revolusi Rakyat Bekasi-keinginan Rakyat Bekasi.
3. Monumen Perjuangan Rakyat
Tugu ini didirikan pada masa peringatan Bupati Abdul Fatah 1975 dan diresmikannya oleh Gubernur Daerah tingkat I Provinsi Jawa Barat dan terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Bekasi, Jawa Barat.
Monumen ini terdiri dari lima buah tugu yang menyerupai bambu dengan ujung euncing dan saling berhadapan satu sama lain setinggi 17 meter yang melambangkan lima sila dalam Pacasila.
Pada bagian tengah Mmonumen terdapat kolam berbentuk lima tiang pancang (melambangkan pancasila) dan pancaran air mancur sebanyak 18 buah.
Di bagian belakang tugu ini terdapat relief yang menggambarkan perjuangan rakyat Bekasi dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan dan tata kehidupan masyarakatnnya
4. Monumen Tugu Agus Salim
Monumen yang terbuat dari batu persegi empat ini terletak di Jalan KH Agus Salim, Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Pada bagian atasnya memiliki kepala yang disekelilingnya terdapat pecahan peluru meriam, mortir, granat tangan dan selongsong palum ukuran 12.7 milimeter.
Sekilas keberadaan tugu dengan tinggi secara sekitar 205 centimeter ini hanyalah sebuah tugu batas wilayah biasa.
Namun dari sisi sejarah, tugu ini memiliki makna historis yang menceritakan perjuangan masyarakat Bekasi pada masa penjajahan melawan para tentara Belanda dan sekutu.
Tidak ada sumber data yang otentik tentang nama persis monumen berupa tugu yang berada di tengah-tengah pertigaan di Jalan KH Agus Salim ini. Namun masyarakat sekitar menyebutnya dengan nama tugu pahlawan.
Dinamakan demikian karena pembangunan tugu ini bertujuan untuk mengenang jasa para pahlawan yang berjuang dengan hati di saat massa penjajahan kolonial belanda, hingga pada tragedi berdara Bekasi Lautan Api.
5. Monumen Kali Bekasi
insiden Kali Bekasi memiliki arti yang sangat dalam bagi rakyat Bekasi, menggambarkan keberanian rakyat Bekasi.
Monumen Kali Bekasi dibangun dan ditempatkan di pinggir Kota Bekasi, dekat jembatan menghubungkan Kecamatan Bekasi Selatan dengan Bekasi Timur. Monumen itu dibuat untuk memperingati insiden Kali Bekasi.
Kali Bekasi merupakan batas antara tentara sekutu yang menduduki Jakarta dengan pada pejuang yang bertahan di seberang kali di bagian timur.
Akibat penjajahan Jepang yang kejam terhadap rakyat Bekasi. Pemuda dan rakyat Bekasi menghentikan setiap kereta api yang melintas ke Bekasi, baik yang keluar maupun ke Jakarta.
Mereka menangkap orang-orang Jepang atau siapa saja yang diduga bekerja sama dengan Jepang. Hingga pada 19 Oktober 1945 meluncur kereta dari Jakarta yang mengangkut tawanan Jepang menuju Ciater dan lolos dari dihadang.
Setibanya di Cikampek dihentikan oleh para pejuang setempat, dan diperintahkan untuk kembali ke Jakarta. Ternyata rakyat Bekasi sudah menunggu.
Sesampainya di Stasiun Bekasi seluruh gerbong digededah dan ditemukan 90 orang tentara Jepang.
Seluruh tawanan ditempatkan di Rumah Gadai, tepi Kali Bekasi yang dijadikan lokasi penjara sementara.
Selepas Maghrib, seluruh tawanan digelandang ke tepi Kali Bekasi dan kemudian Kali Bekasi yang jernih kemudian ditutupi darah.