Beranda Bekasi Raya Rayakan HUT RI ke-79, Ini Sejarah dan Makna Filosofi Lomba 17 Agustus

Rayakan HUT RI ke-79, Ini Sejarah dan Makna Filosofi Lomba 17 Agustus

Jakarta, Kilasbekasi.id – Momen perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia atau yang familiar dengan 17 Agustus selalu ditunggu-tunggu oleh seluruh masyarakat Indonesia. Di tahun ini, masyarakat kembali merayakan HUT RI ke-79 dengan beragam cara, mulai dari upacara, syukuran, hingga perlombaan untuk mempererat kebersamaan dan melestarikan budaya.

Beragam perlombaan merayakan HUT RI ke-79, bukan sekadar untuk bersenang-senang. Lomba-lomba 17 Agustus yang diadakan bisa menjadi sarana mengingat jasa para pahlawan, sekaligus mengenang situasi sulit pada masa perjuangan kemerdekaan.

Sejarah Lomba 17 Agustus

Banyak catatan kapan perlombaan untuk merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia pertama kali ada. Salah satu lierasi menjelaskan, lomba-lomba mulai muncul sekitar tahun 1950-an.

Pasalnya, di era tersebut kondisi politik dan keamanan sudah mulai kondusif. Namun saat itu, perlombaan tidak semeriah sekarang karena masih dalam kondisi prihatin.

Jenis Perlombaan 17 Agustus

Seiring berjalannya waktu, cara merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia semakin beragam dan meriah. Salah satu di antara yang diadakan di 17 Agustus adalah lomba makan kerupuk, panjat pinang, balap karung, dan tarik tambang. Lomba-lomba itu bukan hanya menghibur, tapi juga sejarah da syarat makna filosofi.

1. Makan Kerupuk

Kerupuk merupakan salah satu makanan pelengkap andalan bangsa Indonesia itu sendiri sejak tahun 1930-1940-an. Pada masa-masa itu, krisis ekonomi tengah terjadi.

Harga kebutuhan pangan pun melonjak tinggi dan tidak bisa dijangkau oleh masyarakat menengah ke bawah. Akhirnya, kerupuk jadi salah satu penyambung hidup sebab harganya yang terjangkau.

Pada masa peperangan, kerupuk biasa dikonsumsi oleh kebanyakan masyarakat Indonesia yang berada di strata sosial dan ekonomi bawah. Kerupuk identik sebagai makanan rakyat kecil di masa perang untuk bisa bertahan hidup.

2. Panjat Pinang

Lomba ini melibatkan peserta yang harus memanjat pohon pinang yang sudah diolesi minyak atau oli agar licin dan sulit didaki. Di atas pohon pinang, terdapat berbagai hadiah yang menarik, seperti baju, sepeda, atau uang.

Lomba ini bermakna sebagai perwujudan dari semangat juang dan kerja sama rakyat Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. Pohon pinang yang licin melambangkan tantangan dan rintangan yang harus dihadapi oleh para pejuang.

3. Balap Karung

Lomba ini melibatkan peserta yang harus memasukkan kaki atau setengah tubuhnya ke dalam karung bekas, kemudian melompat-lompat hingga melewati garis finish. Lomba ini bermakna sebagai penghormatan kepada rakyat Indonesia yang hidup susah pada zaman penjajahan Jepang.

Karung goni menjadi simbol pakaian sederhana yang dikenakan oleh rakyat Indonesia pada saat itu. Lomba ini juga mengajarkan kita untuk tetap bersemangat dan optimis dalam menghadapi kesulitan hidup.

4. Tarik Tambang

Lomba ini melibatkan dua tim yang jumlahnya bisa hingga belasan orang. Kedua tim harus mampu menarik tali sekuat mungkin hingga salah satu tim terjatuh atau melewati garis tengah yang menjadi batas kemenangan lomba.

Lomba ini bermakna sebagai perumpamaan dari perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah. Tali menjadi simbol kekuatan dan persatuan bangsa Indonesia. Tim yang menarik tali menjadi simbol pejuang kemerdekaan Indonesia.

Demikian tadi sejarah dan makna filosofi dari lomba-lomba 17 Agustus yang selalu digelar setiap tahunnya. Nah, di lingkungan kamu, lomba apa saja yang ada dan kamu ikuti?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here