Bekasi, kilasbekasi.id – Kenaikan harga kedelai membuat pengerajin tahu di Kota Bekasi mulai menjerit. Hal tersebut berdampak kepada kuantitas produksi yang terpaksa dikurangi hingga 30 persen.
Salah satu pengrajin tahu yang berada di Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Rawalumbu terpaksa mengurangi produksinya karena harga kedelai meroket pesat.
Benjo (31) pengrajin tahu mengatakan, kuantitas produksi tahu di tempatnya tepaksa dikurangi dari yang sebelumnya delapan kuintal sekarang menjadi 6,5 kuintal kedelai per hari.
“Menurun (kuantitas produksi), sekitar 30 persen menurunnya,” kata Benjo di lokasi produksi tahu miliknya, Senin (21/2/2022).
Benjo menyebutkan, harga kedelai di tempat dia biasa membeli bahan pokok produksi saat ini berada di angka Rp11.200 per kilogram.
“Sekarang kedelai Rp11.200, sudah mau satu bulan ini harganya segitu,” jelasnya.
Dia mengaku tidak mengetahui secara persis faktor kenaikan harga kedelai. Sebab di tempat biasa dia membeli kebutuhan produksi, stok selalu tersedia.
“Kalau stok kedelai ada terus cuma harganya aja naik, saya biasa ngambil di Bekasi Jaya,” ujarnya.
Selain mengurangi produksi, Benjo juga menyiasati harga kenaikan kedelai dengan merubah spesifikasi tahu yang dia buat. Tujuannya, agar harga tahu yang dia buat tetap stabil.
“Kita buat kecil untuk ukuran tahunya, untuk harga jualnya tetap saya jual per papan Rp32.000,” kata Benjo.
Benjo berharap, harga kedelai dapat kembali stabil agar pengrajin tahu atau tempe seperti dirinya dapat tetap produksi untuk kebutuhan masyarakat.
“Pelanggan penginnya kita tetap produksi, tapi kita nggak mampu buat produksi dengan harga kedelai yang tidak terukur,” katanya. (DK)