Bekasi, Kilasbekasi.id – Sejumlah anggota Karang Taruna Kelurahan Pekayon Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi mengikuti pelatihan dasar jurnalistik yang diadakan kerjasama antara Kilasbekasi.id dengan Karang Taruna Kelurahan Pekayon Jaya. Acara digelar di Kantor RW 012 Pondok Pekayon Indah.
Dalam pelatihan itu dihadiri Pemimpin Redaksi Kilasbekasi.id, Nurhadi Widayat dan Ketua Karang Taruna Kelurahan Pekayon Jaya, Sumartan. Sedangkan para jurnalis yang juga turut hadir terdiri dari perwakilan RW 03, RW 026, RW 012, RW 014, dan RW 04. Mereka cukup antusiasme memperhatikan setiap materi yang diberikan pembicara, Jurnalis Tagar.id, Fredrick Rieuwpassa, Sabtu (17/10/2020), pukul 20.00.
Nurhadi mengatakan, tujuan diadakannya pelatihan tersebut agar mereka memiliki modal dasar dalam menerapkan tugasnya sebagai jurnalis. Dan bagi anggota karang taruna yang belum sempat hadir dalam pelatihan bisa mengikuti pelatihan pada pertemuan selanjutnya. “Ini salah satu pelatihan awal dan akan berlanjut untuk pengembangan pemuda menjadi lebih produktif,” kata dia seusai acara.
Fredrick mengatakan, pelatihan dasar jurnalistik diberikan kepada anggota karang taruna tersebut untuk mengetahui dasar-dasar jurnalistik, terutama untuk penulisan berita di website atau portal berita. Materi yang diberikan, seperti persiapan sebelum melakukan wawancara, struktur penulisan berita, jenis-jenis berita, cara membuat judul yang baik dan benar, dan bagaimana agar berita yang ditulis bisa diklik pembaca, serta pengetahuan dasar Search Engine Optimization (SEO).
Kegiatan yang berlangsung sekitar dua jam itu juga diadakan sesi tanya jawab seputar jurnalistik. Selama pelatihan, mereka menyerap setiap penjelasan yang diberikan mantan Redaktur News Liputan6.com itu. Meski hanya beberapa jam, materi dijelaskan secara padat dan jelas, sehingga para peserta bisa memahami dengan mudah.
Menurut dia, banyak materi jurnalistik yang bisa diberikan kepada anggota karang taruna. Tapi, pemberian materi harus diberikan secara bertahap, karena disesuaikan dengan pengetahuan dan kemampuan dari masing-masing peserta. Ia pun berencana ke depannya akan memberikan materi tentang teknik SEO yang sangat mendukung untuk mempengaruhi pembaca meningkatkan trafik.
“Karena pelatihan ini bisa berguna bagi mereka yang ingin terjun ke dunia jurnalistik. Bisa menjadi bekal mereka saat ingin bekerja atau berprofesi sebagai jurnalis,” kata Fredrick kepada Kilasbekasi.id
Tips Persiapan Wawancara
Beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan wawancara, yaitu:
- Penentuan tema: Mengapa suatu tema harus diangkat? Kenapa harus sekarang? Pertama-tama tanyakan pada diri Anda sendiri mengapa kasus dibawakan sekarang? Dari awal harus sudah jelas peran apa yang akan dibawakan, informasi apa yang Anda mau dari narasumber, apakah perspektifnya, dimana mereka akan Anda posisikan.
- Menentukan Angle: Angle atau sudut pandang berita ini dibikin untuk membantu tulisan supaya terfokus. Kita tidak mungkin menulis seluruh laporan tentang apa yang kita lihat, atau menulis seluruh uraian yang disampaikan narasumber. Tulisan yang tidak terfokus hanya akan membingungkan pembaca. Untuk menentukan angle, salah satu cara yang termudah adalah membuat pertanyaan tunggal tentang apa yang mau kita tulis. Jawaban pertanyaan tidak boleh melebar kemana-mana. Hal-hal yang tidak relevan dengan angle sebaiknya tidak ditanyakan. Jika ada informasi lain yang disampaikan maka bisa dibuat judul lain. Atau informasi yang sangat penting tersebut tidak cukup untuk dibuat dalam berita tersendiri, maka bikinlah sub-judul.
- Susunlah Outline: Agar memudahkan dalam wawancara sebaiknya Anda menyusun kerangka berita (outline) atau flowchart.
Teknik Wawancara
Berita sebagai produk jurnalistik hanya bisa lahir dari fakta-fakta yang ada di masyarakat. Dan di balik fakta-fakta itu tentu ada aktornya. Untuk kelahiran sebuah produk jurnalistik yang sehat, jurnalis harus mampu membuat si aktor bicara. Cara efektif untuk itu, tidak ada lain, kecuali dengan jalan melakukan wawancara.
Dalam aktivitas jurnalistik, wawancara memerlukan berbagai sentuhan teknik dalam aplikasinya. Kita akan berhadapan dengan sesuatu yang dinamis, bahkan progresif dan fleksibel. Artinya, teknik wawancara itu bukan merupakan sesuatu yang baku, kaku, apalagi sakral. Teknik itu berkembang secara dinamis seiring dengan perkembangan masyarakat. Karenanya, para jurnalis juga dituntut untuk memberdayakan diri sesuai tuntutan zaman.
Terpenuhinya prinsip-prinsip keberimbangan bagi berita, hanya bisa ditempuh dengan wawancara. Hanya dengan wawancara, maka berita sebagai hasil karya jurnalistik akan memiliki daya hidup sekaligus bisa dipertanggungjawabkan. Sebab dengan wawancara, fakta-fakta dari masyarakat yang dihimpun wartawan akan terkonstruksi dengan baik.(HADI)