Jakarta, Kilasbekasi.id – Siti Masitoh (38 tahun), salah satu peserta Kompetensi Calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bekasi terpaksa harus melakukan ujian seleksi terpisah dari perserta lainnya kondisi kesehatan yang kurang baik.
Hampir seminggu belakangan, kesehatan Siti kurang baik karena terkena cacar. Lantaran masalah kesehatan itu, dia dipindahkan ke ambulans yang sudah disediakan oleh panitia seleksi.
“Hampir seminggu ini, kondisi kesehatan saya memang lagi kurang baik karena terkena cacar,” kata guru dari SDN Karangrahayu 03 Kecamatan Karangbahagia, Kabupaten Bekasi ini.
Siti Masitoh mengaku tidak keberatan dengan keputusan panitia memindahkan lokasi ujiannya. Justru dirinya berterima kasih karena panitia telah responsif dan tetap membantunya mengikuti rangkaian tahapan seleksi mulai dari proses verifikasi berkas dan pemberian pin registrasi hingga dapat mengikuti ujian Computer Assisted Test (CAT).
“Alhamdulillah tadi saya tetap bisa mengikuti ujian dibantu oleh panitia dan tim kesehatan, jadi sudah disediakan laptop didalam ambulans. Dan didampingi diberikan arahan teknis oleh panitia untuk ujian CAT nya,” jelasnya saat ditemui di dalam ambulans PSC 119 di Hariston Hotel, Jakarta Utara, Rabu (11/12/2024).
Siti Masitoh optimis memperoleh hasil terbaik dalam Seleksi Kompetensi Calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) ini. Ada motivasi yang kuat untuk mewujudkan impian serta cita-citanya setelah mengabdi selama belasan tahun sebagai tenaga pengajar.
“Sudah beberapa kali saya coba mengikuti seleksi CPNS dan PPPK selama beberapa tahun terakhir, harapan besar saya mudah-mudahan di tahun ini bisa lolos seleksi dan diangkat menjadi PPPK,” harapnya.
Sementara itu, Aad Miqdad salah seorang pengawas Tim Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) BKN menuturkan, bahwa panitia telah berkomitmen serta berupaya semaksimal mungkin untuk memastikan agar para peserta mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengikuti proses seleksi.
Termasuk dalam menangani peserta yang mengalami gangguan kesehatan serta yang membutuhkan bantuan medis selama proses ujian berlangsung.
“Panitia terus berupaya bertindak responsif dalam menangani situasi seperti ini. Dibantu petugas dari tim kesehatan yang siaga mendampingi selama proses ujian, juga dua unit ambulans yang standby di luar gedung untuk situasi darurat ataupun kondisi khusus jika peserta tidak memungkinkan untuk mengikuti ujian di dalam ruangan,” ungkapnya.