Bekasi, kilasbekasi.id – Sejak Senin (22/3/2021) kemarin, Kota Bekasi telah memulai kegiatan belajar tatap muka atau pembelajaran Adaptasi Tatanan Hidup Baru Satuan Pendidikan (ATHB SP).
Sebelumnya, Dinas Pendidikan Kota Bekasi telah mengizinkan pembelajaran tatap muka di sejumlah sekolah.
Berdasarkan surat permohonan yang disampaikan dan pengecekan terhadap daftar periksa satuan pendidikan, ada sebanyak 88 SD negeri dan swasta dan 22 SMP negeri yang dinyatakan dapat menyelenggarakan ATHB-SP mulai 22 Maret 2021.
“Sekolah tatap muka diperbolehkan pada sekolah yang berlokasi di zona hijau dan kuning. Zona hijau adalah lokasi atau kawasan dengan nihil kasus konfirmasi positif Covid-19. Sementara zona kuning, yaitu kawasan dengan 1-5 kasus Covid-19 dalam radius sekurang-kurangnya 1 kilometer dari rumah tinggal warga yang terkonfirmasi positif Covid-19,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi Inayatullah.
“Satuan pendidikan dapat mengajukan permohonan kepada Dinas Pendidikan Kota Bekasi atau Kantor Kementerian Agama Kota Bekasi sesuai dengan kewenangannya,” tambahnya.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan Kota Bekasi telah menerbitkan dan menyosialisasikan Surat Edaran Nomor 421/2623/Disdik.set/III/2021 mengenai panduan sekolah ATHB SP.
Pada penerapan ATHB SP pengajaran melalui daring (dalam jaringan) atau pengajaran jarak jauh tetap dilaksanakan secara paralel dengan tatap muka.
Siswa yang datang ke sekolah dibatasi dan dipastikan sehat serta tinggal di zona hijau atau kuning. Mereka juga harus diizinkan oleh orangtua mereka untuk belajar ke sekolah.
“Bagi peserta didik pada satuan pendidikan yang melakukan PTM (pembelajaran tatap muka) pada ATHB-SP tidak mendapatkan persetujuan dari orangtua siswa, maka peserta didik dimaksud wajib mendapatkan pelayanan PJJ (pelajaran jarak jauh) oleh satuan pendidikannya,” kata Inayatullah.
Dia mengimbau para satuan pendidikan memperketat dan memperhatikan penuh protokol kesehatan yang ada di sekolah.
“Dengan prokes yang ketat dan harus diperhatikan. Tiap harinya dilakukan evaluasi dan dimonitoring,” tutur Inayatullah. (Rls)