Bekasi, kilasbekasi.id – Sabtu (30/10/21) telah diadakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Darul Falah Pondok Pekayon Indah (PPI) , RW 012, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan. Peristiwa agung lahirnya baginda Rasulullah SAW atau yang dikenal dengan Maulid Nabi Muhammad SAW ini DKM Darul Falah mengadakan kegiatan yang dimulai dari pagi hari yaitu mengunjungi mantan ketua DKM Darul Falah yang sudah sepuh, menjenguk jamaah yang sakit, santunan anak yatim, santunan petugas keamanan dan kebersihan di lingkungan RW 012. Pada malam harinya di lanjutkan tahlil oleh KH. Khudhori Thahir, LC, marawis, penutup acara yaitu ceramah maulid oleh KH. Jamhari AS dengan Tema “Mencintai Rasululloh dan implikasinya dalam kehidupan”.
Taslim selaku ketua DKM Darul Falah RW 012 PPI mengatakakan “Kami berharap ukuwahislamiyah yang baik seluruh jamaah masjid Darul Falah tanpa ada lagi pengolongan sehingga momen perayaan atau kegiatan menjadi semarak, dan juga kita mengadakan buka bersama di masjid setiap Senin Kamis”.
Namun, kondisi perayaan maulid Nabi saat ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Biasanya sebelum memasuki pertengahan Rabiul Awal, syiar maulid sudah mulai terlihat. Tapi tidak untuk tahun ini, gaungnya tak semeriah biasanya, ini berjalan biasa saja. Hal ini bisa jadi karena kita sedang diuji dengan wabah penyakit yang hampir merata di seluruh dunia, yaitu virus Corona (Covid-19). Kegiatan ini pun kita menerapkan protokol kesehatan ketat dengan tetap cuci tangan, cek suhu dan menjaga jarak.
Sungguh, wabah Covid-19 ini telah menyita perhatian semua pihak di seluruh dunia. Berbagai aktifitas rutin sudah berbeda. Sekarang, kita terbiasa dengan kehidupan new normal. Keadaan ini masuk dalam kondisi darurat. Berbagai kebijakan pemerintah dan juga non-pemerintah tertuju untuk bersama-sama mencegah penyebaran wabah ini. Kondisi itu pula yang mempengaruhi kondisi psikologi masyarakat. Perasaan khawatir, cemas dan rasa was-was terhadap penyebaran penyakit tersebut membuat masyarakat saat ini lebih fokus pada covid-19 daripada kegiatan lainnya. Termasuk, dalam peringatan Maulid Baginda Rasulullah SAW.
Mencintai Nabi
Perayaan maulid tidak hanya menjadi perayaan seremonial, ajang gengsi dan ajang perbaikan gizi ‘makan-makan’ saja. Akan tetapi, perayaan maulid menjadi momentum untuk membangkitkan kembali semangat dan kecintaan kita kepada Rasullullah SAW. Ini menjadi ajang meningkatkan ‘gizi’ spiritual kita, menelaah sirah Rasullah SAW, kemudian mengikuti semua syariat yang dibawanya, menjadikan Rasulullah idola dan teladan dalam kehidupan kita, sehingga nutrisi “menjalankan sunnahnya” terpenuhi.
Meninggalkan perbedaan adalah mustahabbun (dianjurkan). Kaidah fikih ini sangat cocok untuk diterapkan pada saat ini, karena menganjurkan keluar dari perbedaan demi menjaga persatuan dan menjauh dari perpecahan.
Seperti halnya dalam masalah perayaan maulid ini, terus menerus berbeda pendapat. Namun pada momen maulid ini kita kembali kepada ”muhasabah cinta” kepada Rasulullah SAW. Menjadikan ajang perbaikan ‘gizi’ spiritual menambahkan keimanan dan kecintaan.
Secara subtansial, perayaan Maulid Nabi SAW adalah sebagai upaya untuk mengenal keteladanan Muhammad SAW sebagai pembawa ajaran Islam. Tercatat dalam sejarah kehidupan, bahwa nabi Muhammad SAW adalah pemimpin besar yang sangat luar biasa dalam memberikan teladan agung bagi umatnya.
Inti dari ihtifal maulid ini yaitu momen mengingat, mengatur kembali serta menata tentang kecintaan kita kepada Rasulullah SAW. Ini yang dimaksud sebagai ajang perbaikan ‘gizi’ spritual untuk lebih mencintai dan meneladani Rasulullah.
Terkadang selama ini kita terus berjalan, tanpa mau mengikuti amalan-amalan dan perkataan-perkataan Rasulullah. Dengan adanya momen semacam ini, satu hikmah paling besar, kita jadikan muhasabah cinta kita kepada Rasulullah SAW dengan meneladani dan menjalankan sunahnya.
Merajut Kebersamaan
Panitai selain mengundang para jamaah juga warga untuk merayakan peringatan Maulid Nabi. Nampak hadir Ketua Yayasan KH. Nursyamsi, Ketua RW 012 Mulyatoro dan pengurus, sesepuh RW 012, Karang Taruna, dan warga RW 012. Perlu diketahui bahwa khanduri molod itu sebagai wasilah atau cara saja, karena berbeda generasi tentu berbeda cara mengungkapkan cinta kepada Rasulullah SAW.
Selain menjadi silaturahmi yang menjadikan kekompakan RW 012 acara ini. Namun, yang perlu diperhatikan, jangan sampai terjadi kemungkaran karena adanya acara-acara semacam ini. Misalnya, jangan sampai karena alasan menghadiri khanduri, seseorang malah meninggalkan salat. Atau khanduri dijadikan ajang unjuk gengsi semata, dan hal-hal lain yang dilarang oleh syariah.
Kemungkaran yang mungkin terjadi tersebut, tentunya bertentangan dengan tujuan mulia dilaksanakannya khanduri. Hal ini perlu dihindari oleh mereka yang menyelenggarakan khanduri molod.
Jadi, sebetulnya hakikat perayaan Maulid Nabi SAW itu merupakan bentuk pengungkapan rasa senang dan syukur atas diutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia ini yang diwujudkan dengan cara mengumpulkan orang banyak, lalu diisi dengan pengajian keimanan dan keislaman, mengkaji sejarah dan akhlaq Nabi SAW untuk diteladani, kemudian di akhir acara dilanjutkan dengan makan-makan bersama.
Berbahagia dan bergembira dengan adanya Nabi Muhammad SAW merupakan ibadah, tapi cara pengungkapan kebahagiaan itu hanya merupakan washilah (sarana) yang diperbolehkan untuk dilakukan. Setiap orang dapat memilih cara yang paling sesuai dengan dirinya untuk mengungkapkan hal tersebut.
Panitai berharap kedepan kegiatan keagamaan bisa bersama bergandengan tangan baik Yayasan, DKM, RW serta seluruh organisasi dilingkungan RW 012 dan warga menjadi lebih baik dan menjadikan ibadah yang mulia, tidak lupa panitia mengucapkan terima kasih kepada donatur, sponsor dan semua yang telah membantu terlaksananya acara ini.(NHW)