Cikarang, kilasbekasi.id – Tim Task Force Provinsi Jawa Barat berkunjung ke Kabupaten Bekasi untuk melakukan evaluasi dan monitoring, Kamis (8/10/2020) lalu. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Siti Nadia Tarmizi diterima Sekda Kabupaten Bekasi H. Uju, Kepala Dinas Kabupaten Bekasi Sri Enny Mainarti, Direktur RSUD Cibitung Hj. Sumarti, Direktur Poltekkes Jakarta III Yupi Supartini, dan Direktur Hermina Grand Wisata Kabupaten Bekasi Lussy Mesiana Gustantini,
Sekda Kabupaten Bekasi H. Uju menyampaikan terima kasih atas kunjungan tim dari Kemenkes dalam rangka penanganan COVID -19 di Kabupaten Bekasi. Banyak hal yang disampaikan. Tidak hanya dari sisi pemerintah daerah, tetapi juga dari pemberi pelayanan kesehatan.
“Harapannya, kedepan penanganan COVID-19 dapat terkendali dengan baik,” kata Uju.
Saat ini, total terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 3.273 orang di Kabupaten Bekasi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.776 orang sudah dinyatakan sembuh.
Kenaikan signifikan kasus baru ini berasal dari klaster industri di Kabupaten Bekasi. Kapasitas tempat tidur per 7 Oktober 2020 dari 49 RS pemerintah dan RS swasta, sebanyak 609 tempat tidur dengan keterpakaian 61 % dan 45 tempat tidur ICU dengan keterpakaian 29 %.
“Tujuan diketahuinya kasus positif menjadi alarm kondisi sebenarnya yang terjadi di masyarakat. Jangan sampai menjadi berbeda persepsi. Semakin banyak kasus positif dengan dilakukannya testing, bukan berarti jelek, tetapi justru semakin banyak kasus yang ditemukan dan semakin baik untuk intervensi sesuai dengan kondisi masyarakat,” tegasnya.
Upaya yang dilakukan untuk penurunan kasus di kawasan industri dengan menyinergikan dan mengolaborasikan seluruh pemangku kepentingan dalam penanganan COVID-19.
“Semua memliki peran dan tanggungjawab. Di kawasan industri, peran para pengusaha yang ada di sana dapat berpartisipasi dan telah dibentuk satgas. Sehingga, deteksi dini untuk testing bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Tentunya testing itu sangat penting dan diwajibkan minimal di perusahaan untuk meminimalisir terjadinya penularan” jelas Uju.
Lantaran ada keterbatasan dalam pemeriksaan hasil sampel di Labkesda Kabupaten Bekasi, pemerintah daerah bekerja sama langsung dengan salah satu perusahaan untuk melakukan tes mandiri.
Uju menyampaikan, perusahaan jangan mengkhawatirkan biaya. Namun, ketika perusahaan memberikan swab gratis untuk karyawannya, itu akan menjadi investasi. “Karena kalau karyawan sakit, otomatis produksi berhenti. Tetapi jika karyawannya sehat, produksi tetap berjalan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,” katanya.
Selain itu, kata dia, pemerintah daerah berupaya menyosialisasikan 3M dan me-launching program GENGGAM (Gerakan Menggunakan Masker) untuk 2,5 juta masyarakat di Kabupaten Bekasi.
Saat ini sudah 200 ribu masker telah dibagikan melalui kecamatan dan desa bersama dengan tim. Hal ini merupakan salah satu upaya pemerintah daerah menjadikan masker sebagai budaya saat pandemi Cpovid-19 dengan sanksi sosial seperti menyebutkan Pancasila, menyanyi lagu Indonesia raya, dan shalawat.
“Semua perangkat daerah dilibatkan dalam program GENGGAM untuk edukasi bahwa masker itu, di samping penting untuk dirinya sendiri dan juga penting untuk orang lain. Semua harus bergerak, tidak cukup hanya Dinkes yang bergerak. Harapannya, pandemi COVID-19 segera berakhir,” terang Uju.
Sementara Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan upaya pencegahan promotif dan preventif menjadi yang utama selain mempertkuat Fasyankes, menguatkan fungsi masyarakat untuk deteksi, pemeriksaan, dan pengobatan lebih dini.
“Selain memperkuat fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes), kita juga memperkuat fungsi masyarakat untuk lebih fokus pada deteksi, diagnosis, dan pengobatan lebih dini agar kasus cepat ditangani,” katanya.
Setelah melakukan diskusi, Nadia melihat langsung kesiapan RS Hermina Grand Wisata dalam menangani pasien COVID-19. Saat ini RS Hermina Grand Wisata menyediakan 54 tempat tidur dengan 4 ICU serta 14 tempat tidur tambahan. RS ini juga membuat alur yang berbeda khusus untuk pasien COVID-19 dan non-COVID-19. (Rls)