Bekasi, kilasbekasi.id – Tak mau kecolongan seperti kerumunan yang terjadi di Pasar Tanah Abang Jakarta pada akhir pekan lalu, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kota Bekasi memantau kerumunan pengunjung dan penerapan protokol kesehatan (prokes) di sejumpah pusat perbelanjaan di Kota Bekasi, Selasa (4/5/2021).
Disdagperin Kota Bekasi melakukan monitoring dan evaluasi (monev) di pusat-pusat perbelanjaan berdasarkan Surat Edaran Nomor: 556/570/SET.COVID-19 tentang PPKM berbasis mikro dalam upaya penanganan dan pengendalian penyebaran Covid-19 di Kota Bekasi pada sektor jasa usaha, kepariwisataan, hiburan, dan perdagangan (area publik) di Kota Bekasi.
Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri Disdagperin Kota Bekasi Nanang Qosim mengatakan monev dilakukan untuk melihat sejauh mana pusat-pusat perbelanjaan mematuhi protokol kesehatan.
“Rutin seperti tahun lalu, kami lakukan monev ke lapangan. Melihat penerapan Prokes dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan dapat dipastikan dijalankan dengan patuh serta bertanggung jawab,” tegas Nanang.
Menjelang Hari Raya Idul Fitri, menurut Nanang, pusat-pusat perbelanjaan menjadi sasaran utama masyarakat untuk memenuhi kebutuhan Lebaran.
“Ini menjadi perhatian khusus bagi Pemkot Bekasi, pusat-pusat perbelanjaan menjadi sasaran yang dikunjungi masyarakat. Jangan sampai ini malah menjadi pusat penyebaran Covid-19. Dengan melakukan monev, kita dapat memantau dan memastikan betul prokes dilaksanakan,” jelas Nanang.
Nanang juga mengimbau agar pusat-pusat perbelanjaan mematuhi peraturan pemerintah dengan menerapkan Prokes.
“Diterapkan dengan sungguh-sungguh demi keselamatan dan kesehatan kita bersama. Jangan sampai ini menjadi klaster baru,” kata Nanang.
Sementara Center Director Summarecon Mall Bekasi Ugi Cahyono mengatakan pihaknya mendukung dan mematuhi peraturan pemerintah dengan membuat mekanisme Prokes.
“Kami tentunya sangat mematuhi peraturan yang diberlakukan oleh pemerintah. Kami telah membuat mekanisme protokol kesehatan yang tentunya dapat melindungi pengunjung maupun karyawan. Terkait pembatasan pengunjung, kami sudah memiliki sistem, sehingga semua terdata dan kapasitas pengunjung sudah dipastikan dapat kita pantau,” tutur Ugi. (Rls)