Kilasindo, Cirebon – Salah satu warga Desa Setupatok Kabupaten Cirebon yang selamat dari gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah, Indra (25) menangis haru.
Kehadiran Indra bersama warga yang lain disambut hangat oleh pemda setempat di Pendopo Bupati Cirebon. Indra bersama korban yang lain pulang menggunakan pesawat Hercules. Para korban kemudian melanjutkan perjalanan mereka menggunakan mobil ke Cirebon. Indra pun terbaring lunglai di bangkar ditemani sang istri, Ipah Kholifah.
“Suami saya masih trauma karena saat kejadian dia ada di pantai barat,” kata Ipah.
Indra bersama keluarga sudah tiga tahun tinggal di Palu, Sulawesi Tengah. Sehari-hari, keluarga Indra mencari nafkah dengan berjualan cobek di Pantai Barat Palu, Sulawesi Tengah.
Dia mengaku, saat gempa melanda Palu, dia bersama sang anak dan keponakan sedang berada di luar rumah. Mereka terhindar dari reruntuhan bangunan yang hancur diguncang gempa.
“Pas Adzan Maghrib tapi sebelumnya, kakak titip anaknya ke saya. Di luar ada pedagang, dua anak ini minta jajan, saya bawa keluar terus ada gempa,” kata dia.
Namun, kondisi nahas dialami sang suami. Ipah mengaku, saat kejadian, suami tengah berjualan cobek di Pantai Barat Palu. Sang suami sempat tidak menghiraukan saat gempa pertama terjadi. Padahal orang-orang di sekitarnya sudah panik.
Bahkan saat gempa susulan melanda, Indra sempat meneruskan perjalanannya jualan cobek menggukanakan motor. Indra sempat melihat lautan di pinggir pantai dalam kondisi tenang. Namun, secara tiba-tiba air laut meninggi setinggi atap rumah. Indra terseret ombak tsunami.
“Pas di Pertamina Mamboro tiba-tiba ada ombak setinggi atap rumah,” terang Ipah.
Setelah tsunami Palu, Ipah panik dan mencari sang suami. Ipah sempat meminta tolong petugas untuk mencari tahu keberadaan Indra.
Namun, tiga hari setelah tsunami, Ipah dihubungi keluarganya yang ada di Cirebon. Keluarga memberitahu bahwa sang suami selamat dan tengah dirawat di rumah sakit.
“Suami saya tergulung air tsunami terseret hingga 50 meter, bagian kaki kanannya luka terkena benturan material yang dibawa air laut ke darat,” kata dia.
Ipah mengaku senang bisa kembali pulang ke Kabupaten Cirebon dalam keadaan selamat. Ipah bersama keluarganya akan tinggal di kampung halamannya di Cirebon untuk beberapa waktu. Ipah bersama suami mengaku berencana kembali ke Palu setelah keadaan membaik.
“Belum pasti juga, tergantung kondisi suami karena keadaan sekarang kan, masih banyak mayat belum diketemukan, dan warga pun sudah mengungsi,” kata dia.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni mengatakan, berdasarkan instruksi Bupati Cirebon, tujuh orang korban tersebut akan mendapatkan bantuan kesehatan secara gratis. Untuk korban yang mengalami luka akan mendapatkan perawatan medis hingga sembuh total.
Pemkab Cirebon juga akan memberikan trauma healing dengan melibatkan pakar kepada para korban. Terkait bantuan ekonomi, pemerintah daerah akan melibatkan Disnaker untuk memberikan pelatihan- pelatihan kepada para korban.
“Mereka kami bawa ke RS Waled dan semua ditanggung pemerintah,” kata dia.
Selain Indra dan Ipah Khalifah, korban lain yang berhasil dipulangkan yakniEnang Kusuma (33), Dewi Mustikasari (29), Maulana Yusuf Ibrahim (8), Humair Azam Ramadhan (15 bulan), dan Nur Hafidzah (3).