Natuna, Kilasindo – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terus berbenah. Tak mau hanya mengandalkan pendapatan daerah dari sektor minyak dan gas (migas) serta perikanan, kini kabupaten yang terdiri dari 15 kecamatan ini menggenjot pembangunan di sektor pariwisata.
Kamis (10/10/2019) lalu, misalnya, Pemkab Natuna bersama DPRD Natuna dan jajaran terkait ramai-ramai menanam 20 ribu pohon mangrove di objek wisata yang berada di Desa Mekar Jaya. “Kita baru saja menanam 20 ribu pohon mangrove di Desa Mekar Jaya,” kata Ketua DPRD Kabupaten Natuna Andes Putra, S.Pd saat diwawancara lewat telepon, Kamis (10/10/2019) malam.
Politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang baru terpilih jadi Ketua DPRD Natuna itu mengungkapkan, kedepannya Pemkab dan DPRD Natuna akan fokus pada pengembangan pariwisata berbasis ramah lingkungan di wilayah terluar dan terdepan NKRI ini.
“Jadi, kedepannya Kabupaten Natuna tidak hanya mengandalkan pendapatan daerah dari sektor migas dan perikanan, tetapi juga dari sektor pariwisata, khususnya ekowisata,” tutur Ketua DPRD termuda se-Indonesia itu.
Selama ini, menurut Andes, kontribusi sektor pariwisata untuk PAD Kabupaten Natuna masih sangat minim, yakni kisaran angka 5 persen. Itu sebabnya, kata Andes, DPRD akan terus mendorong dan bersinergi dengan Pemkab Natuna dalam pengembangan objek-objek wisata di Natuna.
“Kami akan mendukung setiap kebijakan Pemkab Natuna dalam pembangunan, termasuk pengembangan pariwisata. Sejauh ini sinergitas DPRD dengan Pemkab Natuna sudah berjalan dengan baik dan harmonis,” kata putra daerah kelahiran Serasan, 30 Mei 1992 itu.
Apa yang diungkapkan Andes itu tak sekadar isapan jempol. Faktanya, Kabupaten Natuna memang memiliki sejumlah objek wisata yang dapat merangsang kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara (wisman).
Sebut saja objek wisata Alif Stone Park berupa gugusan batu granit besar yang tersebar di sepanjang pantai. Destinasi ini boleh dibilang instagramable, sehingga cocok bagi pengunjung yang gemar berswafoto sekaligus fotografi.
“Jika dikembangkan secara serius, besar kemungkinan destinasi wisata di Natuna bisa berkelas dunia,” kata Andes dengan nada optimistis.
Meski demikian, menurut Andes, pengembangan sektor pariwisata di Natuna harus dibarengi dengan pembangunan infrastruktur secara menyeluruh, termasuk infrastruktur transportasi dan komunikasi.
Selama ini, kata dia, akses konektivitias seperti penerbangan menuju Natuna masih sangat minim, sehingga menjadi kendala bagi para pelancong yang ingin berkunjung ke Kabupaten Natuna. Untuk mengatasi kendala ini, Pemkab Natuna berupaya melobi sejumlah perusahaan maskapai untuk menambah frekuensi penerbangan atau membuka rute penerbangan tujuan Natuna.
“Selain akses transportasi, jaringan telepon juga belum merata. Masih banyak daerah di Natuna yang belum terjangkau jaringan telepon seluler,” katanya.
Meski demikian, Andes optimistis berbagai kendala tersebut dapat diatasi jika para stakeholder bersinergi dan solid membangun Kabupaten Natuna.
Senada dengan Andes, Bupati Natuna Hamid Rizal juga mengungkapkan komitmennya untuk pengembangan pariwisata Natuna. “Selain sektor migas dan perikanan, kami juga sedang menggali potensi pendapatan daerah dari sektor pariwisata,” ujarnya.
Di bawah kepemimpinan Bupati Hamid Rizal, kesejahteraan masyarakat Natuna mengalami peningkatan signifikan. Ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi Kabupaten Natuna yang melampaui pertumbuhan ekonomi secara nasional.
“Sekarang pertumbuhan ekonomi Kabupaten Natuna mencapai 5,8 persen. Angka ini melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 5,3 persen,” jelasnya.
Selain pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, Kabupaten Natuna juga mencatat APBD kabupaten terbesar di Provinsi Kepri. Untuk tahun 2018, APBD Natuna mencapai Rp 1,2 triliun dan APBD Natuna 2019 mencapai Rp 1,3 triliun. (Sir)