Beranda Hukum Tahu dan Tempe Langka, Mabes Polri Cek Gudang Importir Kedelai di Bekasi

Tahu dan Tempe Langka, Mabes Polri Cek Gudang Importir Kedelai di Bekasi

Satgas Pangan Bareskrim Polri mengecek gudang-gudang importir kedelai di Bekasi dan Tangerang. (Ist)

Jakarta, kilasbekasi.id – Polri akan menindak tegas importir kedelai yang melakukan penimbunan dan memainkan harga, sehingga menyebabkan kelangkaan dan harga bahan bakunya jadi mahal.

“Polri merespon kelangkaan kedelai di pasar, terutama importir. Apabila ditemukan ada dugaan pidana maka Satgas Pangan akan melakukan penegakan hukum,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol. Argo Yuwono di Jakarta, Rabu (6/1/2021).

Argo menyebut Satgas Pangan Bareskrim Polri sudah melakukan pengecekan ke gudang-gudang importir kedelai. Di antaranya, gudang yang berada di Bekasi, yakni PT Segitiga Agro Mandiri. Dalam temuannya, perusahaan itu bergerak di bidang impor kedelai ex Amerika dengan kapasitas 6.000 hingga 7.000 ton per bulan.

“Bahwa kedelai impor tersebut, selain diperuntukkan guna pemenuhan industri tahu dan tempe untuk kualitas nomor dua, juga untuk proses pakan ternak dan proses pembuatan minyak kedelai serta produk turunan lainnya,” ujar Argo.

Lalu, distribusi ke UMKM industri tahu dan tempe ke wilayah Jabodetabek dan Bandung, Jawa Barat, dengan pendistribusian antara 250-300 ton per hari dan stok tersisa saat ini sebanyak 2.500 ton.

Kacang kedelai tersebut disalurkan melalui distributor dengan harga saat ini Rp 8.600 per kilogram atau naik sekitar Rp 1.000 sejak pertengahan Desember 2020.

“Didapat informasi dari staf perusahaan tersebut, kenaikan harga disebabkan harga beli di negara asal juga naik dari sebelumnya 6.800 menjadi 8.300. Juga disebabkan sejak pertengahan Oktober-Desember 2020, kapal yang langsung tujuan Indonesia sangat jarang, sehingga menggunakan angkutan tujuan Singapora dan sering terjadinya delay karena menunggu waktu dalam konekting ke Indonesia, sehingga keterlambatan antara 2- 3 minggu,” papar Argo.

Kemudian pengecekan kedua dilakukan di PT FKS Mitra Agro di Pasar Kemis, Pasir Jaya, Cikupa, Tangerang. Dari pemeriksaan itu diketahui bahwa  pada 31 Desember 2020, kedelai masuk  sebanyak 533,29 ton dan sudah didistribusikan sebanyak 79 ton. Sisa stok per 31 Desember 2020 sebanyak 474,29 ton.

“Bahwa pada tanggal 4 Januari 2021 kedelai masuk sebanyak 460,22 ton dan sudah didistribusikan sebanyak 76 ton. Sisa stok per 4 Januari  sebanyak 384,22 ton. Sisa stok  per tanggal 5 Januari 2021 sebanyak 858,51 ton,” ucap Argo.

Selanjutnya pengecekan dilakukan ke PT  Sungai Budi di Daan Mogot, Kota Tangerang, Banten. Ditemukan fakta bahwa  pada 4 Januari 2021, kedelai masuk sebanyak 400 ton dan sebanyak 300 ton sudah siap didistribusikan ke konsumen. Sehingga, sisa stok per 5 Januari 2021 sebanyak 100 ton. (Sir)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here