Jakarta, Kilasindo – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelar Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2020. Dalam rapat ini dibahas lima fokus masalah kesehatan, yakni Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (AKI/AKB), pengendalian stunting, pencegahan dan pengendalian penyakit, Germas, dan tata kelola sistem kesehatan. Lima masalah kesehatan ini diarahkan pada konteks pendekatan promotif dan preventif.
Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes, dr. Kirana Pritasari, MQIH mengatakan Rakerkesnas 2020 sebagai forum tingkat nasional bidang kesehatan dalam merumuskan rencana aksi program/kegiatan yang akan dilakukan tahun 2020-2024.
“Tahun 2020 merupakan tahun pertama pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024 dan juga Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024,” katanya, Selasa (18/2/2020).
Oleh sebab itu, Kirana mengatakan kebijakan pembangunan kesehatan diarahkan pada upaya meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan melalui peningkatan upaya promotif dan preventif. Untuk itu, kata dia, dibutuhkan dukungan dan inovasi serta pemanfaatan teknologi, sehingga pada bonus demografi mendatang, Indonesia dapat memperoleh sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing.
Rakerkesnas tahun ini mengusung tema ‘Promotif Preventif Kesehatan untuk Membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul menuju Indonesia Maju 2045’. Sebanyak 2.215 peserta dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Rakerkesnas tahun ini juga akan dihadiri oleh beberapa menteri terkait, seluruh pejabat di lingkungan Kementerian Kesehatan baik di kantor pusat maupun daerah, seluruh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kabupaten/Kota, seluruh Direktur RSUD Provinsi dan Kab/Kota, para wakil lintas sektor terkait, para wakil organisasi profesi dan perwakilan dari donor/NGO yang terkait dengan kesehatan serta Para sekretaris daerah kab/kota yang menjadi lokus stunting dan AKI-AKB.
Rakerkesnas 2020 dilaksanakan untuk memantapkan Rencana Strategis Pembangunan Kesehatan tahun 2020-2024, serta adanya masukkan dari daerah (peserta Rakerkesnas) terkait isu-isu strategis. (RLS)