Beranda KESEHATAN Alasan Bayi Harus Masuk Ruang NICU

Alasan Bayi Harus Masuk Ruang NICU

Bekasi, kilasbekasi.id – Beberapa bayi yang baru lahir terpaksa harus masuk ke ruang Neonatus Intensive Care Unit (NICU). Hal ini tentu tidak mudah bagi para orangtua, tetapi demi kesehatan bayi tentu Anda melakukan usaha yang maksimal.

Dalam tulisan ini akan dijelaskan lebih jauh mengenai NICU oleh Dr. dr. Jo Edy Siswanto, Sp.A(K), Spesialis Anak dan Konsultan Neonatologi dari Rumah Sakit Royal Taruma. Ruang NICU adalah ruang perawatan intensif di rumah sakit yang disediakan khusus untuk bayi baru lahir (kurang dari 30 hari) yang mengalami gangguan pernapasan, kegagalan jantung  dan sirkulasi darah, prematuritas, infeksi berat, kelainan kongenital, dan lainnya.

Lama perawatan di ruang NICU berbeda-beda, tergantung kondisi setiap bayi. Semakin serius masalah kesehatan yang dialami, semakin lama akan berada di ruang NICU. Ada banyak alasan mengapa bayi perlu dirawat di ruang NICU, namun pada dasarnya bertujuan agar si kecil mendapat pengawasan dan perawatan secara intensif.

Perawatan kasus neonatal terdiri dari tiga level, yaitu:

  • Level 1: adalah perawatan bayi risiko rendah dengan berat badan lahir (BBL) 2000-2500 gram. Pada level ini bayi tidak membutuhkan infus, oksigen, serta perawatan dalam inkubator.
  • Level 2: adalah perawatan bayi dengan BBL 1500-2500 gram, yang membutuhkan observasi dan monitoring yang lebih intensif, biasanya ditandai dengan kebutuhan pemberian cairan intravena dan perawatan dalam inkubator. Observasi yang ketat dilakukan untuk mencegah ancaman gagal napas dan atau gagal jantung.
  • Level 3: adalah perawatan bayi dengan BBL <1500 gram, bayi prematur ataupun bayi cukup bulan yang memerlukan pemberian oksigen dan tunjangan ventilasi udara. Bantuan oksigenasi dapat dilakukan melalui Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) maupun ventilator.

Faktor Risiko Bayi Masuk Ruang NICU

Dr. dr. Jo Edy Siswanto, SpA(K) mengatakan, umumnya bayi-bayi yang memiliki kelainan sudah dapat dideteksi pada saat dan sebelum kelahiran. “Bayi risiko tinggi tersebut merupakan kandidat ruang NICU”  ujarnya.

Beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko bayi masuk ke ruang NICU antara lain:

  • Faktor ibu: Ibu yang memiliki riwayat menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM), hipertensi, sering mengkonsumsi obat-obatan terlarang atau alkohol, serta didapati penyakit menular seksual, dengan usia kurang dari 20 tahun atau di atas 35 tahun, memiliki kelebihan atau kekurangan cairan ketuban, cairan ketuban pecah lebih cepat, ibu yang mengalami perdarahan, ataupun ibu dengan infeksi dalam kehamilan, seperti keputihan yang banyak, infeksi saluran kencing dan juga infeksi virus TORCH .
  • Faktor bayi: Bayi mengalami cacat lahir, gangguan pernapasan, kejang, hipoglikemia, membutuhkan pasokan oksigen, infus, obat-obatan, atau transfusi darah, bayi mengalami infeksi atau bayi dengan kelahiran kembar dengan TTTS (Twin to twin transfusion).
  • Faktor persalinan: Bayi lahir sungsang, gawat janin (mengalami kekurangan oksigen), gangguan pembuangan mekonium (bayi membuang kotoran pertamanya di dalam cairan ketuban), atau leher bayi terlilit tali pusat.

Kondisi di dalam Ruang NICU

Ruang NICU adalah area steril yang tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang. Setiap rumah sakit memiliki kebijakan yang berbeda mengenai jumlah dan jam kunjungan orangtua ke ruang NICU.

Pada umumnya, kondisi ruang NICU sangat tenang karena bayi-bayi di dalamnya sangat sensitif terhadap suara dan cahaya. Para bayi yang di ruang NICU biasanya berada di dalam inkubator untuk menjaga agar suhu tubuhnya tetap stabil.

Ruang NICU dilengkapi dengan beberapa perangkat medis untuk membuat bayi merasa nyaman, yaitu:

  1. Inkubator NICU: Inkubator ini menyerupai tempat tidur kecil yang tertutup oleh plastik keras. Alat ini dilengkapi dengan penghangat untuk menjaga temperatur tubuh bayi.
  2. Pengatur kelembaban: Alat ini berfungsi untuk menjaga kelembaban tubuh bayi agar tetap stabil dan tidak terjadi dehidrasi. Sistem alat ini biasanya menyatu dalam inkubator.
  3. Selang makanan: Alat ini dimasukkan ke dalam lambung bayi melalui mulut atau hidung untuk menyalurkan makanan, ASI, dan nutrisi lain yang dibutuhkan bayi.
  4. Fototerapi: Alat ini digunakan untuk menurunkan tingkat bilirubin yang terlalu tinggi pada bayi yang kuning. Kondisi ini terjadi pada bayi yang aterm (cukup bulan) dan terlebih lagi pada bayi lahir prematur.
  5. Alat CPAP dan Ventilator: Alat ini berfungsi untuk membuka alveoli (balon paru-paru) dan membantu pernapasan bayi. Alat dipasang pada bayi dengan menggunakan selang/pipa kecil yang dimasukkan ke hidung, mulut, ataupun langsung ke dalam lubang tenggorokan..
  6. Bedside Monitor: Seluruh bayi yang berada di ruang NICU terhubung dengan monitor untuk memantau kondisinya. Tanda-tanda medis dan klinis akan muncul melalui monitor ini.

Dokter dan Staf Medis di Ruang NICU

Sejumlah perangkat medis yang berada di ruang NICU hanya digunakan sesuai dengan kebutuhan setiap bayi. Perangkat medis itu dioperasikan oleh para petugas yang bertanggung jawab di ruang NICU.

Para petugas itu meliputi:

  • Dokter anak ahli N eonatologi yang memiliki keahlian menangani bayi yang baru lahir.
  • Perawat khusus yang bertugas memantau kondisi bayi 24 jam penuh dengan perbandingan tenaga 1: 1-2
  • Staf tambahan, misalnya radiographer, petugas lab, maupun petugas rehabilitasi medik.
  • Dokter dengan spesialisasi terkait untuk membantu perawatan sesuai kebutuhan bayi di NICU.

Keberadaan ruang NICU sangat penting untuk membantu bayi baru lahir yang mengalami kegawatdaruratan. Tindakan yang dilakukan oleh dokter dan perawat RS Royal Taruma yang bertugas di dalam ruang NICU sangat mempengaruhi kelangsungan hidup serta tumbuh kembang bayi tersebut.n

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here