Bekasi, kilasbekasi.id – Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik, dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa penyandang diabetes. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia. Kadar gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas. Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi. Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Endokrin Metabolisme Diabetes Tiroid Rumah Sakit Royal Taruma, dr. Andra Aswar, SpPD-KEMD, mengatakan diabetes dibagi dalam empat tipe, yaitu:
1. Diabetes Tipe 1: Jenis diabetes ini sering didapatkan pada usia muda, dan bahkan anak-anak. Penyandang diabetes tipe ini, sejak awal organ di dalam tubuh yaitu pankreas, yang biasanya memproduksi insulin untuk mengontrol kadar gula di dalam tubuh tidak berfungsi sama sekali. Akibatnya, tubuhnya tidak bisa mengontrol kadar gula darah.
2. Diabetes Tipe 2: Pada tipe ini pankreas menurun fungsinya secara perlahan, karena pengaruh dari gaya hidup, pola makan yang berlebihan, tinggi kalori, dan aktivitas fisik yang kurang, sehingga jumlah insulin yang diproduksi pankreas menurun dan pelan-pelan gula darah akan naik.
3. Diabetes Tipe lain: Pada tipe ini terjadi karena kerusakan mendadak dari pankreas, disebabkan adanya infeksi, contohnya abses di pankreas, tumor, ataupun kerja insulin yang dihasilkan pankreas tidak optimal karena mengonsumsi obat-obatan tertentu.
4. Diabates Gestasional: Tipe ini muncul dan diketahui pada saat kehamilan. Sebelumnya tidak ditemukan kadar gula darah yang tinggi. Sementara untuk gejala diabetes terdiri dari dua jenis, yakni gejala klasik dan gejala tidak klasik. Gejala klasik ditandai dengan banyak makan dan minum, sering haus, dan penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya. Kemudian gejala diabetes yang tidak klasik atau tidak khas, misalnya gatal-gatal di selangkangan atau kemaluan, gatal-gatal di bawah payudara, penglihatan yang pelan-pelan menurun/kabur, disfungsi ereksi, gigi yang mudah lepas, kesemutan, sering mengantuk di pagi hari.
Faktor-faktor Risiko Diabetes
Seseorang akan mudah mengalami diabetes jika memiliki faktor risiko, seperti usia lebih dari 45 tahun, berat badan berlebih, riwayat keluarga dengan diabetes, adanya darah tinggi, penyakit jantung dan pembuluh darah, kelainan kolesterol, dan ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari empat kilogram.
Jika seseorang memiliki faktor-faktor risiko diabetes, maka harus segera dilakukan screening atau pemeriksaan. Penyaringan dengan melakukan pemeriksaan gula darah puasa dan dua jam setelah makan. Apabila hasil normal dan tidak didapatkan faktor risiko sama sekali, maka pemeriksaan ulang dilakukan setiap tiga tahun sekali.
Andra mengatakan, untuk pengobatan diabetes yang paling penting adalah, edukasi. Jadi pasien harus mengetahui apa itu diabetes, sehingga pasien menjadi disiplin dalam berobat, mengatur pola makan, berolahraga dan mengkonsumsi obat-obatan penurun kadar gula darah.
Komplikasi Akut dan Kronis
Komplikasi yang dapat timbul pada penderita diabetes adalah komplikasi akut dan komplikasi kronis. Komplikasi akut yang dapat terjadi sewaktu-waktu di antaranya koma hiperglikemia, hiperosmolar dimana kadar gula darah menjadi sangat tinggi sekali dan pasien dapat tidak sadarkan diri. kemudian, koma hipoglikemia, yang terjadi akibat kadar gula darah yang rendah, bisa terjadi karena pengunaan obat-obatan yang tidak sesuai aturan, sementara komplikasi kronis yang bisa terjadi diantaranya stroke, serangan jantung, gagal ginjal, disfungsi ereksi, kebutaan, luka yang tidak dapat sembuh yang dapat mengakibatkan komplikasi dan bisa juga terjadi kerusakan pada sistem saraf.
Sedangkan untuk komplikasi terhadap ibu hamil bisa berakibat kepada ibu dan si bayi. Komplikasi pada ibu biasanya jika gula darah tidak terkontrol akan meningkatkan risiko kematian bagi ibu. Karena bila gula darah tinggi bisa mengakibatkan koma. Sedangkan komplikasi pada bayi, yaitu bayi bisa lahir dengan ukuran besar (giant baby), terjadi kelainan jantung, kelainan organ tubuh, dan abortus.
Untuk mencegah terjadinya diabetes, seseorang harus memperbaiki pola hidup. Jadi jika seseorang sudah tahu punya faktor risiko dan gula darah masih normal, maka harus mempertahankan pola hidup yang baik, seperti makan makanan yang sehat dengan jumlah kalori yang disesuaikan dengan kebutuhan, rutin berolahraga, hindari merokok dan minuman beralkohol, serta mengevaluasi kadar gula darah.
“Jika seseorang didiagnosis menderita diabetes itu bukanlah akhir dari semuanya. Justru itu awal untuk merubah hidup menjadi lebih baik. Dan diabetes juga bisa menjadi kesempatan untuk hidup lebih disiplin. Dengan demikian gula darah bisa terkontrol, komplikasi bisa dicegah, kecacatan dan kematian akibat diabetes bisa terhindari,” tutup Andra.(NHW)