Bekasi, kilasbekasi – Situ Rawagede dengan luas total 7,3 hektare diawal tahun 2017 sangat kumuh, tidak terawat sehingga menimbulkan persepsi masyarakat berkesan angker dan takut bila pergi ke Situ. Dari keprihatinan inilah Sekelompok pemuda dilingkungan RW 05 RT 02 Bojong Meteng, Rawalumbu, Bekasi Kota yang tergabung dalam Kelompok Pemuda Peduli Lingkungan (KPPL) merasa terketuk hatinya akan lingkungan sekitar.
Dengan bermodalkan iuran dari para anggota KPPL dan uang pribadi mereka mulai membersihan Situ Rawagede dan menanami pepohonan, tahap demi tahap terwujudlah sebuah destinasi wisata air. Meski sempat hacur pada saat banjir besar melanda akan tetapi tidak patah semangat. Para pemuda tetap bersemangat hingga kini makin ramai, KPPL tidak semata-mata mencari keuntungan dengan mengkomersilkan wisata murah meriah ini. Tiket yang dipungut hanya ongkos parkir sebesar Rp. 5000,- sepeda motor dan Rp.10.000,- mobil.
Didalam pengoperasian destinasi wisata air ini KPPL tak segan selalu mengedukasi akan pengunjung tidak buang sampah sembarang karena tempat wisata merupakan penyumbang sampah terbesar juga. Mereka selalu lakukan dengan mic supaya didengar pengunjung akan edukasi tentang lingkungan, sampah dan melestarikan alam.
“Saya ingin masyarakat semakin timbul kepedulian terhadap lingkungan hidup dan bisa menggali potensi yang ada di lingkungan sekitar sehingga muncul kampung-kampung tematik yang bisa menciptakan lapangan kerja di Kota bekasi ini,” ucap Ketua KPPL Situ Rawagede, Krisdayadi yang biasa dipanggil Bang Codet, saat ditemui kilasbekasi.com, Minggu, 4 Oktober 2020.
Setiap minggunya untuk mengembangkan destinasi wisata ini para pemuda ini membersihkan Sampah di Area Perairan Situ Rawagede, membuat kerajinan tangan dari limbah ban bekas, membuat jalan Konblok untuk menata jalan, menanam Hidroponik, bahkan disini Cikal bakal awal mula hidroponik ada Kota Bekasi.
Sekarang ini KPPL sudah beranggotakan 70 orang dan setiap harinya bisa mempekerjakan 30 orang untuk mengelola destinasi wisata air di Situ Rawagede. Kelompok yang memiliki visi perbaikan lingkungan hidup dan sosial kemasyarakat serta misi memberikan contoh dan tranparansi secara langsung kepada masyarakat luas dengan membuat tempat yang kumuh dan tercemar menjadi pusat perhatian masyarakat, mengajak peran serta masyarakat untuk lebih peduli lingkungan sekitar.
“Sekarang ini sudah ada UMKM kuliner kurang lebih 12 toko makanan tradisional sehingga bisa meningkatakan taraf ekonomi masyarakat sekitar serta ini menjadi ladang ibadah bagi kami,” ungkapnya diakhir wawancara.(DWI)