Jakarta, Kilasbekasi.id – Insiden kebakaran di Depo Pertamina Plumpang terjadi pada Jumat malam (3/3/2023) pada pukul 20.20 WIB. Sekitar pukul 02.10 WIB, api berhasil dipadamkan setelah enam jam.
Dalam insiden kebakaran Depo Pertamina Plumpang tersebut, hingga pukul 24.00 WIB semalam teridentifikasi ada 17 korban meninggal dunia, termasuk anak-anak. Selain itu, ada 50 korban yang mengalami luka-luka.
Insiden kebakaran Depo Pertamina Plumpang ini bukan yang pertama kali terjadi. Sekitar 4 tahun lalu atau tepatnya pada 18 Januari 2009, insiden yang sama juga terjadi.
Saat itu, penyebab kebakaran diduga oleh percikan api yang muncul dari adanya gesekan alat pengambil sampel BBM dan slot pengukur.
Saat itu kebakaran diduga diakibatkan oleh percikan api yang muncul dari gesekan alat pengambil sampel BBM dan slot ukur.
Kejadian tersebut memakan korban satu orang dan kepolisian menyatakan kebakaran terjadi karena faktor kelalaian manusia atau hujan error.
Status Darurat Dicabut
Peristiwa kebakaran di pipa Integrated Terminal Jakarta, Plumpang, berhasil ditangani. Status keadaan darurat (emergency) telah dicabut pada Sabtu (4/3/2023) pukul 03.35 WIB.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution memastikan Pertamina akan terus mengawal penanganan korban dan proses penyelidikan.
“Kami berkomitmen akan memberikan penanganan yang terbaik bagi masyarakat yang terdampak. Hal ini akan menjadi prioritas kami,” tutur Alfian.
Supply BBM Aman
Alfian menjelaskan, Pertamina gerak cepat mengaktifkan skema distribusi Reguler, Alternatif, dan Emergency (RAE) dengan bantuan suplai dari Terminal BBM (TBBM) Tanjung Gerem, TBBM Cikampek, Fuel Terminal Bandung Group dan TBBM Balongan, untuk memastikan kebutuhan BBM masyarakat di wilayah Jawa Bagian Barat tetap dapat terpenuhi dengan baik.
“Pertamina memastikan pasokan BBM untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah Jawa Bagian Barat tidak mengalami kendala dan penyaluran BBM telah kembali normal ” ujar Alfian.