Jakarta, kilasbekasi.id – Anggota Komisi XI DPR Melchias Markus Mekeng menilai langkah pemerintah sudah tepat dalam membangun optimisme di tengah ancaman resesi yang sedang menghantui perekonomian Indonesia saat ini.
Pemerintah menggelontorkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebagai bagian dari penanganan pandemi COVID-19 untuk berbagai dukungan kesehatan, dunia usaha, hingga program pelindungan sosial.
“Dunia ini memang tidak seindah yang dibayangkan atau yang dikatakan. Tetapi kan optimisme harus dibangkitkan. Kalau Pemerintah tidak bangun optimisme dalam situasi seperti sekarang ini, ya rusak negara ini,” kata Melchi, sapaan akrab Melchias, melalui keterangan tertulisnya, Selasa (1/9/2020), seperti dirilis dpr.go.id.
Politisi Fraksi Partai Golkar itu menjelaskan, langkah yang dilakukan pemerintah saat ini bertujuan mencegah pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 dan kuartal IV-2020 tidak turun ke minus yang lebih dalam lagi.
Dia menilai pemerintah sedang bekerja membalikkan pertumbuhan ekonomi dari minus 5,32 persen pada kuartal II (April-Juni), turun ke minus 1 persen atau nol persen pada kuartal III sekarang ini.
“Bila perlu pertumbuhan ekonomi menjadi positif. Kalau ekonomi naik dari minus 5,32 persen menjadi minus 3 persen seperti disampaikan oleh Ekonom Faisal Basri, tentu itu dampak dari program-program yang dilakukan selama ini. Tentu ini merupakan signal dari perbaikan ekonomi kita,” jelas Melchi.
Menurut dia, negara ini sedang mencari momentum atau tren agar terjadi pembalikan dari pertumbuhan ekonomi. Caranya, dengan melahirkan berbagai kebijakan konkret yang bisa menggerakkan perekonomian.
Misalnya, penggelontoran anggaran yang besar ke UMKM, membentuk program kartu prakerja yang mencapai Rp 2,4 juta per orang, Bantuan Langsung Tunai (BLT) Rp 600 ribu per orang, dan relaksasi serta restrukturisasi kredit dari perbankan.
“Itu semua adalah program-program untuk pemulihan ekonomi dan pemerintah tentunya harus memberikan harapan optimisme kepada masyarakat. Masak harus ciptakan pesimisme. Nanti masyarakat tidak semangat dan hanya meratapi akan hadirnya resesi,” ungkap mantan Ketua Komisi XI DPR RI ini.
Untuk itu, legislator daerah pemilihan NTT tersebut menegaskan, program yang dijalankan pemerintah telah dibahas bersama DPR RI. Artinya, program pemulihan ekonomi bukan sesuka hati pemerintah, tetapi mendapat masukan dan pertimbangan dari parlemen.
Di sisi lain, kata dia, program-program yang diluncurkan juga sebagai upaya untuk membangkitkan daya beli masyarakat.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga masih menjadi sumber terbesar pada pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020. Untuk itu, Mekeng menilai pemerintah tetap terus mendorong terjaganya daya beli masyarakat dengan menyalurkan berbagai program bantuan sosial, bantuan langsung tunai, dan yang terbaru bantuan subsidi upah. Tak sampai di situ, pemerintah juga perlu berfokus pada sektor lainnya seperti investasi dan dukungan bagi pelaku dunia usaha.
“Pemerintah memang sedang menarik investasi dengan berbagai cara. Namun, belum banyak berhasil dalam situasi krisis seperti sekarang. Maka yang dikerjakan saat ini adalah menjalankan program konkrit berupa dukungan besar ke UMKM, karena UMKM menjadi motor penggerak ekonomi,” paparnya.
Menurut dia, UMKM yang hidup dan bergerak penuh akan meningkatkan pendapatan masyarakat. “Dengan demikian bisa meningkatkan konsumsi, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.,” pungkasnya. (Rls)