Kilasindo – Lembaga survei Ganesport Institute menyebutkan ada 7 kriteria ketua umum yang cocok memimpin PSSI tahun 2020-2024. Tujuh ketua umum, yang diambil setelah melakukan studi pada 23 para ahli yang berasal dari Amerika Serikat, Eropa, Asia, Oseania, dan Indonesia.
Pendiri Ganesport, Amal Ganesha mengatakan, tujuh dari 24 kriteria ketua umum yang cocok memimpin PSSI, adalah integritas, jauh dari politik, sukses (skill) kepemimpinan dan manajerial teruji, sangat senior, paham sepak bola, independen, dan jago diplomasi.
Tujuh kriteria yang cocok memimpin PSSI itu murni tidak ada sangkut pautnya dengan kepentingan pribadi atau politik. “Kami memang berkonsentrasi kepada kriteria ketua umum, belum menyentuh kepada pemilik suara karena kami ingin menjawab pertanyaan publik soal siapa pengganti pak Edy yang memilih untuk mundur sehingga saat ini ada kekosongan di kepemimpinan PSSI,” ujar Amal di Gedung Smesco Indonesia, Jakarta, kemarin.
Amal menjelaskan, bahwa hasil survey tersebut dilakukan melalui metode kualitatif di mana setiap responden menanggapi tujuh pernyataan yang berkaitan dengan kriteria calon ketua umum PSSI. Dari hasil tersebut didapatkan 60,8 responden memilih ketua independen yang ideal.
Ia berpendapat ketua umum PSSI mendatang bisa berasal dari eks pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Bisa bekas ketua atau pejabat KPK, atau seorang tokoh nasional yang jelas dan nyata sering memerangi isu korupsi,” papar Amal.
Dalam kesempatan yang sama, General Manager APPI, Ponaryo Astaman, berpendapat yang sama terkait kriteria ketua umum PSSI ke depan. Bahkan, dua dari 7 kriteria tersebut yakni, independen dan berintegritas, merupakan yang utama dimiliki ketua umum PSSI.
Ponaryo memahami bahwa sepak bola tidak bisa dipisahkan dengan politik. Namun, dalam sepak bola juga diperlukan independen dan integritas dalam berpolitik.
“Jangan sampai motif politik jadi merusak sepak bolanya. Itulah fungsi independen dan integritas. Jangan sampai hubungan yang seharusnya dijalankan sewajarnya, menjadi manfaat, tapi justru malah diakomodasi oleh kepentingan itu,” pungkasnya. (wcp)