Kilasindo.com – Tingkat elektabilitas pasangan capres dan cawapres (Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi) bersaing ketat pada hasil survei Pilpres 2019 terbaru.
Survei Pilpres 2019 terbaru ini memberi kecenderungan Prabowo-Sandi memenangi sektor emak-emak dan kaum milenial.
Hal ini pun cenderung membuat Jokowi-Ma’ruf Amin diambang kekalahan. Apalagi suara milenial yang ramai digadang-gadang lari ke Jokowi-Ma’ruf, ternyata lebih memilih Prabowo-Sandi. Hal ini diungkapkan Direktur Riset Lembaga Survei Indomatrik, Syahruddin YS.
Survei terbaru Pilpres 2019 ini dilakukan Indomatrik pada 21-26 Januari 2019 dan dilaksanakan secara proporsional di 34 provinsi.
Baca juga: Color Run Millennial Road Safety Festival Diikuti 5.000 Warga Bekasi
Respondennya merupakan para pemilih yang telah berusia 17 tahun atau sudah menikah, dan terdaftar di KPU sebagai pemilih yang memiliki hak pilih dalam Pilpres 17 April 2019.
Syahruddin YS mengatakan, selanjutnya random di tingkat Kabupaten/Kota, Kecamatan, Kelurahan/Desa, Kampung/RW/RT, penyebaran wilayah di 50 persen perkotaan dan 50 persen pedesaan.
Jumlah sample responden yang diambil sebanyak 1.800. Penentuan responden dilakukan secara random sistematis, dengan margin of error + 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Penarikan sampel dilakukan dengan Metode Multistage Random Sampling. Survei ini untuk mengetahui tingkat elektabilitas para pasangan Capres/Cawapres 2019-2024.
Selisih Elektabilitas Hasil Survei Pilpres 2019
Berdasarkan data hasil survei, selisih elektabilitas Prabowo-Jokowi diangka 3,93 persen. Dari selisih angka tersebut, kata Syahruddin YS, pasangan Prabowo-Sandi mendapatkan simpati publik sebesar 44,04 persen, sedangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin sebesar 47,97 persen.
Baca juga: Diduga Meninggal karena DBD, Sang Ibu Elus Makam Anaknya
Sementara mereka yang belum menentukan (swing voter) tapi akan berpartisipasi dalam Pilpres 2019 sekitar 7,99 persen.
Elektabilitas Prabowo-Sandi yang bertengger di angka 44,04 persen ini disebabkan oleh beberapa asumsi responden yang di antaranya alasan menginginkan perubahan, mampu memperbaiki ekonomi, mampu membawa Indonesia lebih baik, dan figur Prabowo-Sandi yang dipandang berkarakter tegas dan berwibawa.
Sementara figur Jokowi-Ma’ruf Amin memperoleh elektabilitas sebesar 47,97 persen, karena dianggap kerjanya terlihat, memberikan bantuan berupa materi terhadap warga, merakyat, dan berpengalaman.
Menurut Syahruddin YS, selisih elektabilitas antara keduanya diangka 3,93 persen ini karena dampak penilaian masyarakat terhadap rendahnya kinerja Jokowi yang tidak sesuai dengan janji kampanye 2014.
Bersaing Lebih Keras
Dia mengatakan, hasil sangat ketat ini merupakan modal bagi Capres/Cawapres Prabowo-Sandi dan Jokowi-Ma’ruf Amin untuk bersaing lebih keras lagi dalam mencari simpati masyarakat dalam memenangkan pertarungan di 17 April 2019 mendatang.
Baca juga: Ma’ruf Amin Mustahil Diganti Ahok BTP, Ini 7 Faktanya
Sementara itu, keunggulan elektabilitas di bawah 10 persen bagi incumbent menurut Syahruddin YS sangatlah riskan.
Hal itu karena waktu yang masih tersisa dua bulan ke depan merupakan peluang dan kesempatan emas pasangan Prabowo-Sandi dalam mengejar ketertinggalan.
Emak-emak Pilih Prabowo-Sandi
Kemudian data survei Indomatrik juga mengungkap perolehan tingkat elektabilitas berdasarkan karakteristik jenis kelamin untuk kategori Perempuan dan Emak-emak di ajang Pilpres 2019 dikuasai pasangan Prabowo-Sandi.
Hal ini disimpulkan oleh Lembaga Survei Indomatrik setelah melakukan survei diseluruh Indonesia di 34 provinsi secara proposional.
Hasil survei yang dilakukan Indomatrik tersebut menunjukkan pasangan Prabowo-Sandi mendapatkan angka sebesar 22,64 persen, sedangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin sebesar 22,03 persen.
Baca juga: Pemerintah Kembali Buka Pendaftaran CPNS di 5 Instansi
Menurut Syahruddin YS, keunggulan pasangan nomor urut 02 ini disebabkan beberapa alasan responden.
Alasan tersebut, antara lain karena suka terhadap sosok Sandiaga Uno, dianggap mampu menurunkan harga bahan pokok yang dirasa mahal, mumpuni dalam menurunkan biaya kesehatan, dan pendidikan, serta mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan.
Milenial Suka Prabowo-Sandi
Berikutnya, hasil survei Pilpres 2019 temuan lembaga Indomatrik, pasangan Prabowo-Sandi unggul di kantong suara pemilih milenial dibandingkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Karakteristik umur milenial dalam survei Indomatrik ini terbagi dalam interval 5 tahun, meliputi umur 17-22, 23-28, dan 29-34.
Dan hasil survei Pilpres 2019, pasangan Prabowo-Sandi lebih unggul dibandingan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin. Pasangan Prabowo-Sandi mendapatkan angka sebesar 21,80 persen, sementara pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin sebesar 19,82 persen.
Kondisi ini membuat keunggulan Prabowo-Sandi di angka 1,98 persen di kantong suara pemilih milenial.
Ernst and Young menggunakan tahun 1991-1996, Manpower group menggunakan tahun 1982-1996. Beberapa pihak lainnya menggunakan patokan batas akhir milenial adalah kelahiran akhir tahun 1990-an atau awal tahun 2000-an.
Berdasarkan pendapat para pakar di atas, maka saat ini bagi mereka yang berumur paling tinggi sekitar 38 tahun masuk kategori milenial.
Syahruddin YS menegaskan, keunggulan pasangan Prabowo-Sandi di karakteristik umur pemilih milenial disebabkan oleh visi misi pro rakyat, pro kaum muda, mengangkat derajat NKRI, dan dianggap mampu membuat Indonesia jaya, dan menciptakan peluang kerja.
Hal ini mengingat jumlah pemilih milenial sekitar lebih kurang 38,00 persen dari pemilih Indonesia, menjadikan karakteristik ini sebagai lumbung suara dalam memenangkan pertarungan di Pilpres 17 April 2019.