Kilasindo.com – Dalam kongres di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, Minggu (20/1/2019), Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi memberikan pidato umum sebelum pembukaan kongres. Pada sambutannya, Edy Rahmayadi memohon izin mengundurkan diri dari jabatannya.
“Saya nyatakan hari ini saya mundur dari ketua. Dengan syarat jangan khianati PSSI ini. Jangan karena satu hal lain terus kita bercokol merusak rumah besar ini. Saya mundur bukan karena saya tidak bertanggung jawab, tetapi karena saya bertanggung jawab,” kata Edy Rahmayadi dalam pidatonya.
Secara otomatis, kepemimpinan berpindah ke Wakil Ketua Joko Driyono, dan penyerahan langsung dilakukan.
Setalah memberikan sambutan dan menyatakan mengundurkan diri, Edy Rahmayadi menyalami para tamu undangan dan langsung keluar ruangan.
Meski demikian, PSSI tidak akan membahas masalah rangkap jabatan tersebut pada Kongres Tahunan di Sofitel Hotel, Nusa Dua, Badung. Dalam daftar pengurus PSSI saat ini, sejumlah pejabat tinggi diketahui merangkap jabatan.
Baca juga: Angkot-Transportasi Online di Stasiun Bekasi Akan Dialihkan Dishub
Sebelumnya Edy Rahmayadi mengatakan, pihaknya bisa saja menggelar kongres luar biasa jika pemilik suara (voters) mengajukan permintaan untuk itu. Hal itu diutarakan Edy usai mengikuti acara makan malam dengan seluruh elemen PSSI sebelum menjalani kongres tahunan di salah satu hotel di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (19/1/2019).
“Kalau memang voters meminta itu, ya, silakan saja,” ucap Edy.
Tetapi, Edy mengingatkan pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) memiliki aturan yang harus dipatuhi. Regulasi tersebut tercantum dalam Pasal 30 Statuta PSSI. Di sana tertera, KLB hanya bisa digelar jika 50 persen atau 2/3 delegasi membuat permohonan tertulis untuk itu.
KLB akan diadakan oleh Komite Eksekutif PSSI tiga bulan setelah permintaan resmi itu diterima. Seandainya tidak juga digelar, anggota dapat melangsungkan kongres sendiri atau bisa pula meminta bantuan FIFA.
KLB sendiri dilaksanakan salah satunya untuk mengganti kepengurusan PSSI, termasuk ketua umum. Namun, secara tersirat Edy Rahmayadi menyatakan tidak ingin mundur dari posisinya yang akan berakhir pada tahun 2020.
“Masa saya tinggalkan PSSI saat sedang morat-marit? Kan tidak manusiawi,” cetusnya.
PSSI sendiri akan menggelar kongres tahunan atau kongres biasa pada Minggu (20/1/2019) di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali.
Dalam kegiatan tersebut, secara umum PSSI akan melakukan evaluasi kegiatan organisasi selama satu tahun ke belakang dan rencana kerja tahun berikutnya atau tahun 2019.
Baca juga: Pencegahan Korupsi, Kota Depok Raih Nilai Tertinggi
Pengaturan Skor
Kongres Tahunan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tidak akan membahas khusus masalah pengaturan skor, kata Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria.
“Soal itu akan dibahas dalam satu kesatuan program tahun 2019. Karena, jangankan tahun 2019, pada kongres tahun lalu juga sudah ada program kerja tentang area integritas,” katanya di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (19/1/2019).
Dia mengatakan, pembahasan pada kongres tahun 2018-lah yang menjadi alasan mengapa PSSI terus bekerja sama dengan pihak Genius Sports, perusahaan yang memfokuskan perhatian kepada kemungkinan-kemungkinan terjadinya pengaturan skor dalam laga-laga sepak bola di berbagai belahan dunia.
Yang berbeda, untuk tahun 2019, PSSI akan memanfaatkan data-data dari Genius Sports untuk dipadukan dengan tugas Komite Khusus (Ad Hoc) Integritas PSSI yang kerangkanya disusun sejak Desember 2018.
“Komite itu didirikan melalui rapat Komite Eksekutif PSSI. Pengaturan skor juga dibicarakan dengan Konfederasi Sepak Bola Asia dan kepolisian pada minggu lalu. Itu menjadi bagian besar dari seluruh program tahun 2019,” papar Ratu Tisha.
Dia memastikan, terkait isu pengaturan skor, PSSI melakukan apa yang memang seharusnya dilakukannya sebagai sebuah organisasi olahraga.
Kongres Tahunan PSSI akan berlangsung di salah satu hotel di kawasan Nusa Dua, Bali, pada Minggu, 20 Januari 2019.
Dalam kegiatan tersebut, secara umum PSSI akan melakukan evaluasi kegiatan organisasi selama satu tahun ke belakang dan rencana kerja tahun berikutnya atau tahun 2019.
Beberapa hal khusus juga akan dibahas dalam kongres, seperti terkait tim nasional, keorganisasian, pengaturan skor, dan lain-lain.
PSSI juga mengklaim semua materi kongres tahunan yang diikuti 85 pemilik suara (voter) ini akan dijalankan mirip dengan kongres FIFA.