Kilasindo-Menteri Kelautan & Perikanan, Edhy Prabowo, blusukan di Pelabuhan perikanan Muara Angke dan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru, kemarin.
Kedatangannya disambut para nelayan dan stakeholder kelautan dan perikanan laiinya.
Kehadiran Menteri Kelautan dan Perikanan ini tak hanya meninjau tapi juga melakukan dialog dengan nelayan. Dialog dilakukan agar bisa mengenali kondisi, menjaring aspirasi, keluhan serta masukan dari masyarakat nelayan dan para pelaku usaha.
“Kami datang ke sini mencoba menjajaki, memanfaatkan waktu yang ada untuk mendengar langsung di daerah terdekat yang ada nelayannya,” katanya.
Dalam kepemimpinannya, Edy berkomitmen memberikan motivasi dan semangat kepada stakeholder kelautan dan perikanan, terutama para nelayan.
“Saya ingin menjadi bagian dari keluarga besar bapak-bapak, ibu-ibu, mengawasi lautan, menjaga lautan, memanfaatkan lautan sehingga hidup kita menjadi lebih baik,” tuturnya dalam dialog bersama nelayan, ABK, dan pemilik kapal di PP Muara Angke.
Ia meminta masyarakat tak segan berkomunikasi dengannya untuk bertukar pikiran melalui komunikasi dua arah yang lebih baik.
“Saya ingin semua masalah yang nelayan hadapi, baik itu tentang izin kapalnya, izin alat tangkapnya, masalah biayanya, dan masalah-masalah lainnya terselesaikan,” ujarnya.
Menyinggung kebijakan pemberantasan illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing yang telah diterapkan KKP dinilainya sudah sangat baik. Meski begitu Kementerian Kelautan dan Perikanan ini akan lebih memastikan wilayah perairan Indonesia, terbebas dari kapal asing dengan memperkuat pengawasan internal.
“PSDKP kita punya 38 kapal. Tapi apakah 38 kapal kita itu punya kekuatan untuk mengejar? Jangan-jangan kekuatan kapal kita hanya 20 knot, ternyata musuh lebih dari itu. Ini juga tidak bisa dilakukan sendiri. Harus sinergi dengan semua pihak terkait,” jelasnya. (wcp)