Bekasi, kilasbekasi.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi menggagas program Kecamatan Bebas Tuberkulosis (Kebas TBC) dengan 5T. Program ini disosialisasikan kepada seluruh Lurah, kepala Puskesmas, dan stakeholder terkait di Hotel Merapi Merbabu, Kota Bekasi, Rabu (7/10/2020).
Sosialisasi Kebas TBC tersebut dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati. Dalam kegiatan itu, Tanti memaparkan perkembangan seputar penyakit tuberkulosis (TBC) di Kota Bekasi.
Menurut dia, Indonesia masuk urutan ketiga jumlah penderita TBC terbanyak di dunia, di bawah India dan China. Di tingkat nasional, kata dia, Provinsi Jawa Barat juga berada di posisi ketiga di bawah Papua dan Banten.
Bertolak dari kondisi itu, Tanti menilai perlu adanya gebrakan yang dilakukan oleh Pemkot Bekasi untuk menangani penyebaran penyakit TBC di tengah maraknya pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini.
Untuk itu, kata Tanti, pihaknya menggagas program Kebas TBC dengan 5T. Adapun 5T beserta jenis penemuan yang dimaksud adalah penemuan pasif dengan jejaring layanan TBC (peningkatan pemberdayaan masyarakat) oleh Tim DOTS.
5T tersebut adalah: tersedianya SK PPM TBC tingkat kecamatan dan kelurahan, tersedianya SK TIM DOTS di fasilitas pelayanan kesehatan, dan tersedianya SK Protokol Kesehatan TBC.
Sedangkan penemuan aktif berbasis keluarga dan masyarakat (peningkatan pemberdayaan masyarakat) meliputi tersedianya kartu kendali follow up pemeriksaan laboratorium pengobatan pasien TBC oleh kader TBC pendamping, dan tersedianya kartu kendali minum obat pasien TBC oleh kader TBC pendamping.
“Bukan suatu hal yang mudah menjalankan proyek perubahan untuk menekan angka penyebaran Tuberkulosis di tengah pandemi Covid-19 yang sedang mewabah di Kota Bekasi, akan banyak kendala yang dihadapi,” ujar Tanti.
Salah satu kendalanya, menurut dia, pembatasan terkait pertemuan secara langsung dengan adanya protokol kesehatan. Sehingga, para kader dan tim yang mendampingi tidak dapat seterusnya melakukan kunjungan langsung, tetapi secara virtual.
“Bukan hanya itu, kita tahu dari segi pendanaan, tenaga dan perhatian semua masih terkonsentrasi kepada kasus pandemi Covid-19,” tandasnya.
Namun, di balik kendala-kendala yang dihadapi, kata dia, pemerintah optimistis program ini dapat menekan kasus TBC di Kota Bekasi.
“Dalam hal ini, kami berharap adanya efek jangka panjang dari program inovasi proyek perubahan Kebas TBC dengan 5T agar tercipta Kota Bekasi bebas dari Tuberkulosis, atau minimalnya per kecamatan sudah dapat mengurangi kasus-kasus TBC dan tidak menularkan,” pungkasnya. (Sir)