Beranda KESEHATAN Memenuhi Kebutuhan Bagi Tumbuh Kembang Anak

Memenuhi Kebutuhan Bagi Tumbuh Kembang Anak

Bekasi,kilasbekasi.id – Memiliki anak yang sehat dan cerdas adalah dambaan setiap orangtua. Pertumbuhan dan perkembangan anak harus diperhatikan sejak masih dalam kandungan hingga menjelang dewasa. Berbagai kebutuhan anak harus terpenuhi demi tumbuh kembang anak.

Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Royal Taruma, dr. Elizabeth Hutapea, SpA, mengatakan, tumbuh kembang anak adalah suatu proses yang sifatnya berkelanjutan, yang dimulai sejak di dalam kan- dungan hingga dewasa. Jadi harus dievaluasi secara terus menerus (is an ongoing process).

Di dalam proses perkembangan anak terdapat masa-masa kritis, dimana pada masa tersebut diperlukan suatu stimulasi yang berfungsi agar potensi anak berkembang. Perkembangan anak akan optimal jika terdapat interaksi sosial yang sesuai dengan kebutuhan anak di berbagai tahap perkembangan.

dr. Elizabeth Hutapea, SpA

Menurut Elizabeth, pertumbuhan (growth) sangat erat kaitannya dengan perubahan jumlah, berat, besar, ukuran, dan dimensi dari individu, yang bisa dinyatakan dalam sebuah ukuran, seperti tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala.

Sedangkan perkembangan (development) yakni keadaan semakin bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang sangat kompleks yang terjadi dalam pola-pola yang sangat teratur dan merupakan hasil dari proses pematangan.

Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu jenis kelamin, perbedaan ras, usia, genetik, dan kromosom. Sedangkan faktor eksternal yakni keadaan lingkungan sosial, ekonomi, nutrisi, dan stimulasi psikologis.

“Jadi 1.000 hari kehidupan pertama (HKP) ini adalah merupakan hal yang paling menentukan dasar-dasar dari tumbuh kembang seorang anak untuk menjadi dewasa. Nah, ini dimulai dari pembuahan, dalam kandungan (9 bulan) hingga usia dua tahun,” terang Elizabeth.

Menurutnya, lingkungan yang sangat mempengaruhi                tumbuh kembang anak adalah pengasuh, yaitu ayah dan ibu. Orangtua harus menyediakan ASAH, ASIH, dan ASUH bagi si anak. Ini menjadi dasar pertumbuhan dan perkembangan sosial anak ke depannya, termasuk perkembangan emosi.

“Kebutuhan dasar emosi anak sangat penting. Anak tidak dibesarkan hanya untuk diberi makan dan minum saja, tetapi kebutuhan emosi juga harus dipenuhi, sehingga tidak timbul gangguan perilaku pada anak,” tuturnya.

Perkembangan anak dibagi menjadi beberapa area, yaitu motorik kasar (berjalan, berlari), motorik halus (menggambar), sensorik (melihat, mendengar, dan lainnya), bahasa (mengucapkan kata lalu kalimat), dan sosial (bermain bersama, bermain bergantian).

“Semua tumbuh dan kembang ada standarnya sesuai dengan populasi anak seusianya (milestones),” kata Elizabeth.

Stimulasi Tumbuh Kembang Otak Anak

Stimulasi jaringan otak sangat penting selama periode emas anak. Semakin banyak stimulasi yang ibu berikan kepada anak, jaringan otak akan berkembang hingga mencapai 80 persen pada usia tiga tahun. Sebaliknya, jika si kecil tidak pernah diberi stimulasi yang cukup, maka jaringan otaknya akan mengecil sehingga fungsi otak akan menurun.

Hal inilah yang menyebabkan perkembangan anak menjadi terhambat. Stimulasi yang kurang pada anak dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan otak, penyimpangan tumbuh kembang, bahkan gangguan perkembangan yang menetap.

Berikut tahapan stimulasi sesuai usia anak:

  1. Usia 0-4 Bulan

Sering memeluk dan menimang dengan penuh kasih sayang. Gantung benda berwarna cerah yang bergerak dan bisa dilihat oleh anak. Ajak anak tersenyum, bicara, dan mendengarkan musik.

  1. Usia 4-6 Bulan

Sering tengkurapkan anak. Gerakkan benda ke kiri dan kanan, di depan matanya. Perdengarkan berbagai bunyi-bunyian. Beri mainan atau benda yang besar dan berwarna.

  1. Usia 6-12 Bulan

Ajari anak untuk duduk, ajari memegang dan makan biskuit, ajari memegang benda kecil dengan dua jari, ajari berdiri dan berjalan dengan berpegangan, ajak bicara sesering mungkin, latih mengucapkan ma.. ma.. pa.. pa, beri mainan yang aman dipukul-pukul.

  1. Usia 1-2 Tahun

Ajari berjalan di undakan/tangga, ajak membersihkan meja dan menyapu, ajak membereskan mainan, ajari mencoret-coret di kertas, ajari menyebut bagian tubuhnya, bacakan cerita anak, ajak bernyanyi, ajak bermain.

  1. Usia 2-3 Tahun

Ajari berpakaian sendiri, ajak melihat buku bergambar, bacakan cerita anak, ajari makan di piringnya sendiri, ajari cuci tangan, ajari buang air kecil dan besar di tempatnya.

  1. Usia 3-5 Tahun

Minta kepada anak untuk menceritakan apa yang dia lakukan, dengarkan dia ketika bicara, jika dia gagap, ajari bicara pelan-pelan, awasi anak ketika mencoba hal-hal baru.

Tumbuh kembang anak usia dini sering disebut berjalan sangat cepat. Untuk itu, pastikan ibu selalu memantau proses ini, sehingga tidak ada perkembangan yang terlewatkan. Jika ada sinyal hambatan pada proses tumbuh kembang anak, segera mencari tahu permasalahannya dan mela- kukan penanganan untuk mengatasinya sejak dini.

Pertumbuhan dan Perkembang Psikologi Anak

Perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan hal penting dalam menunjang fisik dan mental anak. Perkembangan anak berhubungan dengan keadaan dan kondisi dalam keluarga yang harmonis atau keluarga yang kurang harmonis.

Oleh sebab itu, tahapan psikologi perkembangan anak harus lebih diperhatikan untuk perkembangan dan pertumbuhan secara menyeluruh, apalagi jika anak tersebut masih dalam usia dini yang masih harus diperhatikan oleh orangtua dan keluarga.

Jovita Maria Ferliana, MPs

Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga dari Rumah Sakit Royal Taruma, Jovita Maria Ferliana, MPsi, mengatakan, psikologi anak adalah ilmu yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada pertumbuhan anak ada unsur-unsur perkembangan fisik, yaitu ukuran, seperti tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala.

Sedangkan perkembangan itu, seperti perkembangan kognitif (kecerdasan, mengenal angka, kemampuan berbicara, menganalisa, dan lainnya). Cara mengukur perkembangan koginitif adalah dengan melakukan tes IQ.

Selain perkembangan kognitif, terdapat juga perkembangan emosi dan perkembangan sosialisasi. Perkembangan emosi adalah tingkat kematangan seorang anak dalam mengelola dan mengontrol emosinya, memahami apa yang dia rasakan, dan berempati terhadap orang lain. Kemudian bagaimana si anak menempatkan diri dan mengelola emosi pada situasi tertentu.

Kemudian, perkembangan sosialisasi adalah bagaimana cara anak menempatkan diri di lingkungan, bersosialisasi dengan lingkungan, dan bisa berinteraksi dengan lingkungan.

Perkembangan Psikologi Anak

  1. Usia 0-1 tahun
  • Sensorik adalah bagaimana panca indera (penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan pengecapan) anak berkembang secara optimal. Misalnya, bayi bisa melihat warna dan cahaya, melihat wajah ibunya, berguling, merangkak, berjalan, dan lainnya.
  • Motorik kasar adalah bagaimana anak bisa me- ngelola anggota-anggota tubuhnya secara harmonis. Misalnya, merangkak dengan menggerakkan kaki dan tangan secara bersamaan, meraih benda dan mengambil benda di dekatnya.
  1. Usia di atas 1 tahun

Motorik kasar, pada usia 0-1: bisa berlari, menangkap bola, berenang, lempar bola, main petak umpet, dan lainnya.

  1. Usia 1-3 tahun

Nah, pada usia anak 1-3 tahun ini diharapkan perkembangan bahasa anak sudah paling optimal. Mampu mengenal kata-kata, dan meniru dan mengucapkan kata-kata, kemudian mengucapkan kalimat. Pada usia ini diharapkan perkembangan bicara anak sudah lancar, dengan berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya.

  1. Usia 3-5 tahun

Pada usia anak 3-5 tahun, anak sudah mulai sekolah (PAUD). Dengan demikian diharapkan anak memiliki kemampuan emosi dan sosialisasi. Misalnya, bagaimana bisa mengantri permainan, meminta untuk meminjam barang, negosiasi dengan temannya, mengajak bermain, dan lainnya.

Setelah sensorik dan motorik kasar, kemudian tahapan selanjutnya adalah motorik halus anak. Motorik halus adalah bagaimana menggerakkan otot-otot kecilnya (jari jemari). Misalnya bagaimana dia bisa mengambil makanan dan memasukkan ke dalam mulutnya, bisa mengambil dan memindahkan barang, memegang pensil, dan lainnya.

“Setelah motorik halus sudah teroptimalisasi dengan baik, kemudian anak akan mengisi kemampuan dengan berbahasa, emosi, dan sosial. Nah ini harus dimiliki anak pada usia golden age (0-6 tahun),” kata Jovita.

Dia mengatakan, peran orangtua terhadap perkembangan psikologi anak sangat penting sekali. Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi dua hal, yaitu keturunan (40 persen) dan lingkungan (60 persen).

Keturunan adalah apa yang memang sudah ada secara turun temurun dalam diri anak, bahkan sejak dia lahir. Sedangkan lingkungan adalah berkaitan dengan pola asuh. Bagaimana anak diperlakukan atau diberikan stimulasi oleh lingkungannya.(HADI)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here