Beranda News Awas, Difteri Menyerang Anak

Awas, Difteri Menyerang Anak

Dr. dr. Jo Edy Siswanto SpA (K)

Bekasi, kilasbekasi.id – Kuman difteri menyerang anak akibat tidak melakukan imunisasi secara teratur.   Vaksin DPT ini diberikan tiga kali dalam rentang usia bayi dua bulan sampai        1 tahun. Kemudian diulang pada usia 18 bulan dan lima tahun. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memasukkan Provinsi DKI Jakarta bersama Banten dan Jawa Barat sebagai provinsi dengan kasus difteri terbesar di Indonesia. Selain di kota-kota besar, penyakit yang bisa menyebabkan kematian mendadak ini juga ditemukan di 142 kabupaten/kota di Indonesia yang tersebar di 28 provinsi. Akhir tahun lalu, Kementerian Kesehatan menetapkan difteri sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Penyakit infeksi akut yang diakibatkan oleh kuman Diptheriae Corynebacterium ini bukanlah temuan baru. Di era tahun 1995-an, kasus ini hampir tak pernah lagi terdengar dengan pemberlakuan jadual imunisasi. Namun, awal tahun 2016, difteri kembali booming karena kelalaian dalam melakukan imunisasi rutin.“Difteri muncul pada anak yang tidak melakukan imunisasi atau melakukan imunisasi tapi tidak teratur,” ujar Dr. dr. Jo Edy Siswanto SpA (K).

Jo, yang berpraktek di Rumah Sakit Royal Taruma mengatakan infeksi difteri bisa menyebabkan kematian karena menyebabkan penderita sulit bernapas. Bakteri difteri membunuh sel-sel sehat di tenggorokan dan mengakibatkan komplikasi terburuk. Meski demikian, Jo menambahkan, penyakit ini dapat diobati. “Begitu terkena difteri, segera berikan anti-diptheria serum,” tutur peraih gelar dokter spesialis anak ini dari Universitas Diponegoro.

Rumah Sakit Royal Taruma merupakan salah satu rumah sakit swasta di Jakarta yang bisa menangani penderita difteri. Rumah sakit ini memiliki ruang isolasi dan dokter ahli. Jo mengatakan, ruang isolasi sangat dibutuhkan karena bakteri difteri mudah menyebar. Royal Taruma juga memiliki paket khusus pencegah difteri.

Jo mengatakan difteri bisa dicegah dengan pemberian vaksin DPT. Vaksin imunisasi ini diberikan  tiga kali dalam rentang usia bayi dua bulan sampai 1 tahun. Kemudian diulang pada usia 18 bulan dan lima tahun. “Outbreak Response Immunization (ORI) merupakan program pemerintah dari Kementerian Kesehatan yang dilakukan untuk mengeliminir kasus difteri,” tutur Jo.(NURHADI)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here