Beranda Kuliner Megono, Kuliner Tak Mudah Basi Berdaya Saing Internasional

Megono, Kuliner Tak Mudah Basi Berdaya Saing Internasional

Poltekkes Semarang memamerkan Megono, kuliner tradisional berbahan dasar nangka, di acara Edu Health Fair 2020 yang digelar Kemenkes di Mal Taman Anggrek, Jakarta, Kamis hingga Jumat (5-6 November 2020). (Ist)

Jakarta, kilasbekasi.id – Ada yang menarik dari acara Edu Health Fair 2020 yang digelar Kemenkes di Mal Taman Anggrek, Jakarta, Kamis hingga Jumat (5-6 November 2020). Berbeda dengan Poltekkes lain yang memamerkan inovasi berupa alat kesehatan, Poltekkes Semarang justru memamerkan inovasi kuliner tradisional.

Megono, kuliner tradisional berbahan dasar nangka itu merupakan hasil penelitian dosen Keperawatan Poltekkes Semarang, yakni Indar Widowati, Hartati, dan Zaenal Amirudin. Mereka berhasil mengubah megono yang semula mudah basi dalam waktu 1 hingga 2 hari, kini megono bisa awet hingga lebih dari satu tahun.

Megono dikemas jadi makanan kaleng siap saji dan sudah dipasarkan di Pekalongan. Penciptaan megono awet ini dilatarbelakangi bergesernya pola hidup masyarakat tradisional ke pola hidup masyarakat modern.

Kondisi tersebut mendorong masyarakat lebih memilih makanan siap saji dan siap santap. Hal ini menjadi peluang untuk produk makanan/minuman dalam kemasan yang mampu berfungsi menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.

Megono merupakan salah satu kuliner tradisional yang berasal dari Pekalongan memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat modern. Keberadaan inovasi megono ini dapat mengembangkan potensi kuliner tradisional megono menjadi produk inovatif megono dalam kemasan, bahkan pemasarannya sudah meluas ke kancah internasional.

Sebelum dipasarkan, megono diproses melalui dua tahapan. Tahap pertama  uji prariset dan tahap kedua uji kecukupan panas, uji mikroba, uji proksimat, dan uji waktu simpan produk.

Hasil uji prariset di BPTBA LIPI Yogyakarta, megono kemasan keleng dinyatakan lolos uji karantina. Analisis terstandar megono kemasan kaleng terbuki tidak mengandung bakteri anaerob golongan clostridium parhingens, salmonella sp, dan staphylococcus aureus.

Pengujian kecukupan panas dilakukan pada suhu 121 derajat celcius dalam waktu 10-15 menit, kaleng dalam keadaan normal.

Kesimpulan hasi uji tersebut, berdasarkan hasil uji karantina di BPTBA LIPI Yogyakarta, megono telah memenuhi kriteria sebagai produk makanan yang dapat dikalengkan (produk makanan kaleng).

Perlu dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak untuk mengembangkan produk megono kaleng yang memiliki daya saing dengan produk kemasan lainnya. (Rls)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here